Cekrekk… Dan Sebuah Produk Pun Menjadi Sangat Bernilai

JABARNEWS | BANDUNG – Seberapa pentingkah kekuatan bidikan kamera dalam meningkatkan daya tarik produk? Ternyata pada 2018 ditemukan sebuah fakta bahwa foto dapat meningkatkan transaksi sebesar 22.85 persen di salah satu perusahaan start up Indonesia. Selain itu, 70,4 persen menu pada perusahaan start up tersebut memiliki angka pemesanan yang lebih tinggi setelah ditambahkan foto produk yang ditawarkan.

Sayangnya, belum banyak yang tahu fakta tersebut, yang akhirnya menggiring Fish Wow Cheeseee (FWC) bekerja sama dengan Finayudharisman.com dan Food Blogger & Founder @duniakulinerbdg menggelar kegiatan ‘The Inspired Table-Food Photography & Styling Workshop’ di Fish Wow Ceheseee, Jalan Lombok No.30 Bandung yang diikuti 50 peserta.

Dalam pemaparannya, Food Blogger & Founder @duniakulinerbdg, Victor Hamdani dan Ranie Esem mengatakan tidak hanya menggunakan kamera profesional, tapi juga kamera hand phone bisa menghasilkan foto yang menarik.

Baca Juga:  674 Peserta Seleksi CPNS Kota Bandung Melaju Ke Seleksi Kompetensi Bidang

Tentunya, ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan, seperti pencahayaan. “Cahaya itu penting. Bantuan cahaya yang natural, Anda dapat menghasilkan warna foto yang sesuai produk asli dari makanan tersebut,” jelas Ranie.

Ia melanjutkan, selain cahaya, elemen penting lain dalam fotografi makanan adalah menentukan konsep yang ingin ditampilkan. “Misalnya, kita dapat menghadirkan konsep dengan hiasan-hiasan natal, jika akan memotret kue natal yang hanya diproduksi pada waktu tersebut,” tutur Victor.

Ia menegaskan, pemilihan konsep yang matang akan membuat foto menjadi lebih menarik dan menggugah selera. Setelah menentukan konsep yang matang untuk ditampilkan, kini saatnya menentukan brand image dari foto yang ditampilkan.

Baca Juga:  Di Lorong Mesjid, Pelaku Lakukan Pelecehan 5 Anak di Purwakarta

Salah satu contohnya, sebagai pelaku bisnis kita dapat menentukan makanan yang akan dipasarkan cocok untuk dikonsumsi saat diet, mengerjakan tugas atau berkumpul bersama orang-orang terkasih. “Keseluruhan hal tersebut dapat kita visualisasikan melalui sebuah foto,” ujar Ranie.

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan juga adalah pemilihan angle. Secara umum ada dua angle yang biasa digunakan saat memotret makanan, yaitu eye level dan flat lay. Pada praktiknya, eye level memosisikan kamera sejajar dengan objek, sehingga foto akan terlihat datar.

Angle ini digunakan apabila kita ingin mengekspos tinggi makanan yang kita foto. Misalnya, daging dan sayuran yang bertumpuk dari hamburger atau lapisan cake yang juga bertumpuk dengan cream putih di antara lapisannya.

Baca Juga:  Sehari Ada 38.391 Kasus Baru COVID-19, Jawa Barat Terbanyak Kedua

Sedangkan, flat lay adalah gaya fotografi dengan cara membidik beberapa objek baik makanan atapun produk lainnya melalui jepretan kamera dari atas ke bawah lurus 90 derajat. Objek foto tentunya diletakan di permissable datar (flat) yang menghadap ke arah kamera.

Media Relations CRP Group, Jelita Pramesti mengatakan, acara tersebut juga merupakan wadah bagi teman-teman untuk bersilaturahmi sesama pelaku bisnis online dan belajar mengenai fotografi makanan.

“Kami berharap dengan adanya acara ini, para peserta dapat terinspirasi kemudian menghasilkan foto produk yang dapat menarik perhatian calon pembelinya,” pungkas Jelita. (Tri)

Jabarnews | Berita Jawa Barat