Mendes PDTT: Vietnam Tertarik Konsep Dana Desa

JABAR NEWS | JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, menandatangani kesepakatan kerjasama pembangunan perdesaan dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam.

Penandatangan Memorandum of Understanding (Mou) tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Jenderal Partai Republik Sosialis Vietnam, Nguyen Phu Trong.

“Vietnam tertarik dengan model pembangunan pedesaan disini (Indonesia), termasuk konsep dana desa, Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan), dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Kerjasama ini adalah tindaklanjut pertemuan pada 2015 lalu,” ungkap Menteri Eko di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/08/2017), seperti dilansir dari kemendesa.go.id.

Baca Juga:  Pria Bawa Tas Berisi 2.800 Dolar Palsu Diringkus Petugas di Depok

Konsep dana desa, lanjut Menteri Eko, menjadi semakin menarik karena merupakan program yang pertama kali dicetuskan di dunia. Program tersebut merupakan bentuk pengakuan pemerintah pusat sekaligus komitmen untuk memberikan kewenangan kepada desa dalam menentukan arah pembangunan sekaligus upaya pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, Menteri Eko mengatakan konsep pertanian di Vietnam kini lebih maju. Dirinya pun akan belajar untuk mengembangkan pola Agricultural Estate. Contoh-contoh sukses yang telah berhasil akan dipelajari dan dicoba diterapkan di Indonesia.

“Vietnam memiliki keunggulan dalam pemakaian bibit dan bercocok tanam secara modern. Kita ingin melihat bagaimana mereka bisa mengubah dari pertanian tradisional ke pertanian modern secara cepat,” lanjutnya.

Baca Juga:  KPU Selidiki Indikasi Penggunaan Dana Hasil Peredaran Narkoba di Pemilu 2024

Adanya kesamaan komoditas pertanian, lanjut Menteri Eko, juga dapat menjadi dasar pertimbangan kerjasama antar dua negara. Selain sebagai upaya mengembangkan komoditas unggulan di desa, penguatan produk unggulan juga dinilai dapat meningkatkan posisi tawar di dunia.

“Seperti karet dan lada. Kita bisa bersama untuk menghadapi pasar dunia. Hal itu supaya kita tidak ditekan. Juga bisa saling melengkapi, misalnya untuk komoditas kedelai atau lainnya,” ujarnya.

Baca Juga:  Dapat Pengecualian, Lima Industri Ini Tetap Diperbolehkan Beli Pertalite

Menteri Eko menambahkan, ke depan dirinya dan pemerintah Vietnam akan mengintensifkan pertukaran informasi dan pertukaran para ahli untuk saling mempelajari keunggulan masing-masing. Hasil dari pertukaran tersebut akan menjadi dasar pertimbangan bentuk kerjasama yang lebih teknis di masa mendatang.

Sejumlah poin kerjasama yang disepakati dalam MoU tersebut. Yakni model pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian di daerah perdesaan, program peningkatan sarana dan prasarana pendukung dalam pembangunan perdesaan, dan program pengembangan kapasitas sumber daya manusia melalui pertukaran informasi ilmiah bidang pedesaan. (*)

Jabar News | Berita Jawa Barat