Pilpres 2019, Ini Formula Sikapi Kampanye Hitam

JABARNEWS | MAJALENGKA – ‎Menjelang perhelatan Pilpres 17 April 2019, banyak ditemukan ujaran kebencian dan kampanye hitam di Majalengka. Bahkan, ujaran kebencian maupun kampanye hitam lebih banyak ditemukan di media sosial. Salah satu pihak menjelekkan kompetetitor lainnya dengan bahasa yang vulgar maupun kiasan.

Salah seorang netizen di Majalengka, Mahdi, mengatakan, saat ini pihaknya cenderung malas untuk membuka terlalu sering akun sosial medianya, alasannya, banyak ditemukan akun-akun yang saling memojokkan satu sama lain.

Baca Juga:  Marak Kasus Kekerasan Seksual di Kota Banjar, Orang Tua Diminta Perhatikan Pergaulan Anak

“Jadi agak malas buka sosial media, paling hanya sekedar untuk bisnis saja. ‎Selebihnya, banyak sekali saya temukan, kubu ini menjelekkan capres tertentu. Kubu lainnya membaguskan capres yang diusungnya, begitupun sebaliknya,” ungkapnya, Jumat (15/2/2019).

Mahdi yang memang aktif di komunitas baca Majalengka, mengajak anak-anak muda lebih santai menyikapi informasi dan berhenti menanggapi. Alasannya, hal tersebut tidak ada guna dan manfaatnya.

Baca Juga:  Tertangkap Hendak Tawuran di Purwakarta, Belasan Pelajar SMP asal Subang Menangis Dipelukkan Orangtuanya

“Gak ada untungnya menjelekkan satu sama lain. Lebih baik mengurusi diri sendiri dan mengajak pada kebaikan,” ujarnya.

Sementara itu, pemerhati ‎politik di Majalengka, Abdurachman, mengatakan, di lapangan (masyarakat, Red.) nyatanya sering terdengar nada-nada kampanye hitam. Ia melihat, hal itu lumrah saja dan mudah ditemukan dalam situasi pemilu dimanapun berada.

Baca Juga:  Kepala BNPB Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Humbahas, Begini Ini Katanya

“Hanya saja, masyarakat harus tetap bijak. Karena bagaimanapun juga, kampanye hitam itu tidak dibenarkan. Masyarakatlah yang harus lebih bijak, jangan sampai termakan ujaran kebencian. Jadikanlah pemilu ini damai, nyaman dan sejuk,” ungkapnya. (Rik)



Jabarnews | Berita Jawa Barat