BPBD Sebut 20 Kecamatan Di Kuningan Masuk Daftar Zona Bencana Alam

JABARNEWS | KUNINGAN – Sebanyak 20 kecamatan di Kabupaten Kuningan masuk dalam daerah rawan bencana alam. Dari 20 kecamatan itu, tujuh kecamatan masuk pada potensi gerakan tanah menengah dan 13 kecamatan sisanya masuk potensi gerakan tanah tinggi.

“Kondisi alam yang berbukit-bukit ditambah curah hujan cukup tinggi setiap tahunnya membuat potensi bencana selalu ada. Kewaspadaan dan kesiagaan warga mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, menjadi andalan guna meminimalkan terjadinya korban jiwa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, dikutip radarcirebon.com, Senin (18/2/2019).

Baca Juga:  Baru Saja Terjadi Kecelakaan Tunggal di Tol Cipali, Ini Sebabnya

Agus menyebutkan, 13 kecamatan yang berada dalam pergerakan tanah tinggi adalah Kecamatan Subang, Selajambe, Garawangi, dan Kecamatan Cidahu.

Selain itu, Kecamatan Pasawahan, Ciwaru, Karangkancana, Cigugur, Jalaksana, Lebakwangi, Ciawigebang, Ciniru, Luragung, dan Kecamatan Cibingbin.

Sementara tujuh kecamatan yang berpotensi pergerakan tanah menengah yaitu Kecamatan Cilimus, Kuningan, Kramatmulya, Mandirancan, Kadugede, Pasawahan, dan Darma.

Baca Juga:  Uu Ingin Pemerintah dan Kepala Sekolah Nyambung Seperti

Adapun wilayah yang mempunyai potensi pergerakan tanah tinggi itu berada di wilayah timur dan selatan Kuningan, seperti Cibingbin, Cidahu, Ciwaru, dan Karangkancana.

“Curah hujan tinggi sangat berpotensi memicu pergeseran tanah. Karena itu, tak heran dalam beberapa waktu terakhir daerah tersebut kerap dilanda tanah longsor,” terangnya.

Ditambahkannya, pada zona berpotensi menengah berada pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng yang mengalami gangguan. Kondisi itu juga sangat dipengaruhi dengan curah hujan di atas normal.

Baca Juga:  Terima Vaksin Covid-19 Moderna, Nakes di Kota Tasikmalaya Bakal Divaksin Dosis Ketiga

“Perlu diwaspadai juga untuk daerah Kecamatan Pasawahan, Jalaksana, dan Mandirancan yang berada di daerah berbukit dan terdapat banyak sumber mata air, pergerakan tanah di daerah tersebut tergolong menengah-tinggi, namun berpotensi terjadi banjir bandang,” katanya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat