Tak Ada Referensi, 40 % Permainan Rakyat Tradisional Punah

JABARNEWS | KAB. BANDUNG – Sekitar 40% dari 2.500 permainan rakyat tradisional Indonesia atau folklore terancam punah, bahkan ada yang sudah punah.

Punahnya permainan tradisional itu karena ketiadaan media dan sumber referensi.

“Lahirnya Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan pelestarian permainan rakyat serta olah raga permainan tradisional kini jadi acuan dalam pelestarian permainan tradisional ini,” kata pendiri Komunitas Hong dan Yayasan Pusat Kajian Mainan Rakyat, Mohammad Zaini Alif, dikutip balebandung.com, Selasa (19/2/2019).

Baca Juga:  Gempa Bumi Guncang Pematangsiantar Pagi Tadi, Ini Kata BMKG

Zaini menyebutkan, di Jawa Barat sendiri, hingga kini pihaknya sudah menginventarisir 340 permainan rakyat atau kaulinan budak lembur zaman baheula.

Untuk lebih mengembangkan mainan rakyat dan menjaganya agar sampai tidak punah, saat ini pihaknya sedang gencar membantu pemerintah dalam sosialisasi Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Baca Juga:  Uji Coba PTM Terbatas Kota Bandung, 319 Sekolah Dinyatakan Siap

“Kita coba bantu pemerintah untuk bergerak di daerah dalam mensosialisasikan undang-undang tersebut berkaitan dengan empat ranah, antara lain pendokumentasian, pendataan, pemanfaatan, dan pembinaan,” kata dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini.

Dikatakannya, dalam implementasi dari UU No 5/2017 ini, pembinaan jadi wilayah penting dari masyarakat dalam pengembangan kebudayaan khususnya dalam mainan rakyat dan olahraga tradisional, yang pada akhirnya dimanfaatkan masyarakat.

Baca Juga:  Soal Atasi Banjir Di Sergai, Soekirman Serahkan Ke Bupati Baru

Pembinaan tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan dalam berbagai event kegiatan, mengembangkan permainan tradisional ke sekolah-sekolah dan menyebarkan undangan untuk menyaksikan pertunjukan permainan rakyat.

“Seiring dengan perkembangan, upaya pelestarian perlu dilakukan, mengingat permainan tradisional bukan sekadar bermain, tapi dari setiap permainan mengandung filosofi, penuh makna dan sarat nilai, yang pada gilirannya bisa membentuk karakter generasi muda,” terangnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat