OJK Nilai Kinerja Layanan Jasa Kuangan Jabar Terjaga Baik

JABARNEWS | BANDUNG – Sejalan dengan penguatan kinerja intermediasi dan perbaikan profil risiko lembaga jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas dan kinerja sektor jasa keuangan Indonesia hingga Triwulan I 2019 dalam kondisi baik dan terjaga.

Kepala OJK Jawa Barat (Jabar), Triana Gunawan mengatakan, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian global, terutama ini didorong oleh penurunan pertumbuhan negara ekonomi maju. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter global akan lebih akomodatif dengan reafirmasi dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed maupun bank sentral Eropa (ECB) yang tak akan menaikan suku bunga kebijakan di tahun ini.

Baca Juga:  Seorang Pelajar di Tasikmalaya Buang Bayi, Terungkap Gara-gara Ini

Menurutnya, pelonggaran kebijakan moneter di negara ekonomi maju turut mendorong likuiditas ke negara ekonomi berkembang. IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 dari 5,12 persen menjadi 5,24 persen.

“Untuk Jawa Barat sendiri, realisasi Triwulan I 2019 tercapai sebesar 5,43 persen, lebih tinggi dari Nasional yang berada di angka 5,07 persen,” ujarnya di Ambrogio Pattiserie Resto, Bandung, Senin (20/5/2019).

Seiring pencapaian positif tersebut, industri jasa keuangan di Jabar meneruskan tren pertumbuhan pada triwulan I-2019. Kredit perbankan tumbuh sebesar 6,92% (yoy) menjadi sebesar Rp444,5 triliun dan piutang pembiayaan sebesar 2,65% (yoy) menjadi sebesar Rp78,8 triliun.

Baca Juga:  Disnakertrans Jabar: Jumlah Perusahaan yang Tidak Bayar THR Turun

Dan di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko Lembaga Jasa Keuangan di Jawa Barat (risiko kredit dan likuiditas) masih pada level yang manageable dengan membaiknya risiko kredit perbankan dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) gross menjadi 3,32% (Maret 2018: 4,15%).

Sementara, rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan juga tercatat mengalami penurunan menjadi 2,8% (Maret 2018: 3,1%). Intermediasi perbankan cukup optimal dengan perolehan rasio LDR 92,55%, naik dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 91,82% (Maret 2018).

Baca Juga:  Caleg PKB Majalengka Wajib Kampanyekan Jokowi-Ma'ruf

Diakuinya, dari sisi penghimpunan dana, kinerja penghimpunan dana LJK di Jawa Barat terhitung cukup solid. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan per triwulan I 2019 tumbuh sebesar 6,08% (yoy). Kemudian, enghimpunan dana melalui pasar modal di Jabar pada triwulan I-2019 tercatat 234,01 miliar rupiah yang berasal dari aktivitas penawaran umum perdana dan penawaran umum terbatas. (Red)

.