Universitas Sahid Kunjungi PT SPV

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dipimpin langsung Prof Hardinsyah selaku Rektor, rombongan Universitas Sahid, berkunjung ke PT South Pacific Viscose (SPV), Rabu (6/3/2019) kemarin.

Dalam kunjungan tersebut turut serta 43 mahasiswa, termasuk perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta 10 orang tenaga pengajar.

“Kunjungan ini merupakan kunjungan studi mahasiswa program studi Teknik Lingkungan. Dengan berkunjung langsung ke industri, diharapkan mahasiswa bisa lebih memahami berbagai hal, termasuk waste management,” ujar Prof Hardinsyah saat memberikan sambutannya.

Baca Juga:  Banjir Kembali Datang, Pasar Pamanukan Lumpuh

Sementara itu, Senior Manager HRD – PT South Pacific Viscose Deden Rusfiandi menjelaskan, dengan adanya kunjungan dari Universitas Sahid ini semakin menunjukkan kepada publik bahwa perusahaan ini sangat terbuka.

“Kami terbuka kepada semua pihak yang ingin berkunjung. Sehingga semua pihak juga dapat melihat langsung kepatuhan kami pada regulasi pemerintah,” katanya.

Senada disampaikan Head of Corporate Affairs PT South Pacific Viscose Widi Nugroho Sahib. Dijelaskannya, SPV dan Universitas Sahid sangat peduli dengan lingkungan. 

Baca Juga:  Dalam Sehari, Purwakarta Kembali Berstatus PPKM Level 2

“Salah satunya dalam bentuk kegiatan CSR melalui kegiatan community development untuk memberdayakan warga di sekitar pabrik SPV,” ucap Widi, Kamis (7/3/2019). 

Selain itu, sambungnya, melalui keterlibatan SPV pada gerakan Citarum Harum yang diinisiasi oleh pemerintah. Kami sangat concern terkait Citarum Harum ini,” katanya.

Selama berada di pabrik yang memproduksi serat rayon tersebut, rombongan Universitas Sahid mengunjungi lokasi Power Plant, Water Waste Treatment Plant (WWTP) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan fasilitas lainnya.

Baca Juga:  Sungai Citarum Jadi Prioritas Program Infrastruktur Hijau

Rombongan juga berkunjung ke Eco Village di Desa Cicadas untuk melihat kegiatan warga menanam sayuran dengan metode hidroponik, ternak burung puyuh dan ternak ikan lele, serta Bank Sampah Mandiri (BMS) yang mengolah sampah menjadi kerajinan tangan unik. (Gin/Red

Jabarnews | Berita Jawa Barat