Selamatkan Perempuan dari HIV AIDS

JABARNEWS | BANDUNG – Para pemimpin dunia harus melakukan berbagai upaya untuk menciptakan dunia yang lebih adil, di antaranya memastikan agar perempuan aman, terlindungi dan memiliki keleluasaan akses dalam tes HIV, maupun dalam pencegahan dan pengobatan HIV.

Betapa tidak, perempuan merupakan kelompok terbanyak yang terinfeksi HIV di dunia.

Isu perempuan dan HIV-AIDS menjadi topik penting dalam diskusi bertajuk “Selamatkan Perempuan dari HIV/AIDS” yang digelar AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta bersama kalangan media, di Jakarta, Sabtu (16/3/2019).

Acara merupakan bagian dari peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day 2019.

“Dunia berada dalam situasi kritis dalam upaya menangani HIV dan AIDS, dan sayangnya perempuan menghadapi pukulan terberat oleh epidemi ini, khususnya di negara berkembang,” kata AHF Senior Director of Global Advocacy and Policy, Loretta Wong.

Baca Juga:  Ratusan Warga Datangi Rumah yang Diduga Jual Obat Terlarang

Menurut Loretta, ada hampir 19 juta perempuan dan remaja perempuan dengan HIV dan AIDS di seluruh dunia, dan akan bertambah 870,000 lagi setiap tahunnya.

Pemerintah dan para pemimpin dunia perlu menjaga komitmennya dengan menjamin perempuan memiliki akses ke layanan kesehatan secara seimbang dan bebas.

AIDS Healthcare Foundation (AHF), sebuah organisasi AIDS global yang telah beroperasi di 43 negara, menilai media berperan penting dalam membantu terpenuhinya hak-hak perempuan dalam pemenuhan akses pencegahan dan pengobatan HIV. Media diharapkan mampu menekan stigma pada perempuan dengan HIV.

“Pemberitaan yang bias dan menimbulkan persepsi negatif dapat menguatkan stigma pada perempuan dengan HIV. Hal ini berdampak pada semakin menguatnya diskriminasi yang dialami perempuan dengan HIV,” ucap Riki Febrian, Country Program Manager AHF Indonesia.

Meski demikian, Riki mengakui, sejumlah pemberitaan sudah mulai menunjukkan aspek positif. “Namun pemberitaan yang bernada positif itu masih terbatas pada media massa tertentu saja,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga:  Ini Manfaat Biji Ketapang Yang Jarang Diketahui Orang

Acara bertema “Selamatkan Perempuan dari HIV” ini menjadi sarana berdiskusi dengan para jurnalis untuk memperkaya perspektif tentang perempuan dan HIV-AIDS.

Diskusi ini menghadirkan pembicara antara lain Masruchah (Komnas Perempuan), Belinda (Ikatan Perempuan Positif Indonesia), dan Muvitasari (PKBI DKI Jakarta).

Seperti diketahui, badan PBB untuk program AIDS (UNAIDS) melansir pada 2018 terdapat 18,2 juta perempuan dan 16,9 juta laki-laki terinfeksi HIV di seluruh dunia.

Sekitar 9,9 juta orang atau 25% di antaranya belum mengetahui status HIV-nya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan sepanjang tahun 2005 hingga September 2018, secara kumulatif terdapat 314.143 orang terinfeksi HIV.

Jumlah itu terdiri dari 117.265 perempuan dan 196.878 laki-laki yang terinfeksi HIV.

Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV di Indonesia memang lebih sedikit dari laki-laki. Perbandingan laki-laki dan perempuan terinfeksi HIV adalah 2banding 1.

Baca Juga:  Hadir di Kota Bandung, Realme Beri Diskon Hingga Setengah Harga, Cek Disini

Namun hal yang perlu dicermati dari jumlah perempuan yang terinfeksi HIV adalah kerentanan dan risiko infeksi HIV yang dialami perempuan, yang memungkinkan berdampak pada bertambahnya jumlah anak-anak yang terinfeksi HIV.

Pada periode Januari – September 2018 saja terdapat 3.856 ibu hamil yang terinfeksi HIV. Namun hanya 1.352 ibu hamil atau sekitar 35 persennya saja yang telah mengikuti pengobatan Antiretroviral (ARV).

International Women’s Day (IWD) sendiri merupakan kampanye global untuk mempromosikan dan merayakan pencapaian para perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

IWD yang diperingati tanggal 8 Maret setiap tahunnya juga menjadi sarana advokasi untuk menyatukan pemerintah, organisasi-organisasi dan sektor bisnis dalam mendorong perubahan bagi kesetaraan gender. (Red/Rilis)

Jabar News | Berita Jawa Barat