Pemkab Purwakarta Terapkan Program Pendidikan Tujuh Hari Istimewa

JABARNEWS | PURWAKARTA – Selama ini Pemkab Purwakarta, telah menerapkan program unik di bidang pendidikan, yakni Program Tujuh Hari Pendidikan Istimewa.

Kebijakan itu, merupakan implementasi dari program Pendidikan Berkarakter ‎yang telah digulirkan sejak pertengahan 2014 lalu.

Dalam penerapan program ini, pemerintah setempat menerapkan unsur te‎matik dan menjadikannya sebuah falsafah dalam setiap pembelajaran di sekolah.

Dalam sepekan, pelajaran sekolah di Purwakarta memiliki tema berbeda-beda setiap harinya.

Adapun tema yang diusung dalam program Tujuh Hari Pendidikan Istimewa ini, yakni; Senen Ajeg Nusantara.

Kemudian, Salasa Mapag Buana. Lalu, Rebo Maneuh di Sunda.

Sedangkan, Kemis Nyanding Wawangi, Jumaah Nyucikeun Diri dan Saptu-Minggu Betah di Imah.

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto menjelaskan makna dari tema tersebut.

Senin‎ Ajeg Nusantara, bisa diartikan mengawali proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Ajeg sendiri, dalam bahasa Indonesia memiliki arti kata tegak.

Baca Juga:  Warga Temukan Mayat Perempuan Sudah Menghitam

Ketika dijadikan satu frase dengan Nusantara, Ajeg di sini memiliki pengertian tegaknya seluruh hamparan bumi nusantara beserta segenap tradisi dan kultur masing-masing daerahnya.

“Jadi, untuk hari Senin, seluruh pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik harus disinergikan dengan nilai-nilai Patriotik, potensi dan seluruh fase sejarah yang pernah terjadi di Indonesia (Nusantara),” ujar Purwanto, Rabu (20/3/2019).

Kemudian, sambung dia, S‎alasa Mapag Buana adalah tema untuk hari Selasa. Mapag (bahasa sunda) dalam bahasa Indonesia memiliki arti menjemput sedangkan buana memiliki arti dunia.

Pada tatanan teknis, seluruh jenis peradaban dunia diperkenalkan pada hari Selasa kepada seluruh siswa.

Selanjutnya, Rebo maneuh di Sunda tema yang diambil untuk pembelajaran pada hari Rabu.

Maneuh sendiri, memiliki arti menetap. Sehingga secara semantik, Maneuh di Sunda menegaskan ketetapan peserta didik yang tinggal di Sunda.

Maka, jelas dia, sudah menjadi keniscayaan bagi mereka untuk mentransformasi dan menginternalisasi nilai-nilai kesundaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam hal berpakaian.

Baca Juga:  Sadis, Pria Bejat Ini Perkosa Mahasiswi Yang Dikenalnya Lewat Tinder

Lalu, Kemis Nyanding Wawangi, itu tema pembelajaran setiap hari Kamis.

Dalam praktiknya, pelajar dituntut untuk lebih kreatif lagi. Terutama dari sisi kepekaan sosial. Mereka diajarkan untuk lebih saling menghormati‎ dan menebar kasih sayang antar sesama.

Tak hanya itu, aspek ruhani pelajar pun turut terasah. Karena, pada hari Jumat mereka semua belajar mengasah kesucian hati, jiwa dan pikiran agar tetap terjaga dan selalu dekat dengan Tuhan (Nyucikeun diri).

Pembelajaran hari Jumat dimulai dengan Salat Dhuha bersama yang dilanjutkan pembacaan Al Quran bagi pelajar muslim. ‎Bagi yang non muslim, menyesuaikan dengan agama masing-masing.

“Untuk hari Sabtu-Minggu merupakan penutup dari kegiatan belajar para siswa. Para pelajar, diliburkan dari kegiatan belajar mengajar (KBM), ” katanya.

Namun demikian, Purwanto menambahkan, meski temanya Betah di Imah (Sabtu-Minggu Betah di Rumah) bukan berarti tidak ada pelajaran bagi para siswa ini.

Baca Juga:  Peringati Harlah, DPC PKB Sukabumi Beri 'Kadeudeuh' Petugas Pemulasaran Jenazah Covid-19

Mereka tetap harus belajar, yakni belajar dari orang tua masing-masing. Misalnya, membantu pekerjaan rumah dan lain-lain.

Diketahui, Program Pendidikan 7 Poe Atikan Pendidikan Purwakarta Istimewa atau Tujuh Hari Ajaran Pendidikan Purwakarta istimewa adalah suatu program pemerintah Kabupaten Purwakarta yang dibuat oleh Dedi Mulyadi selaku Bupati Purwakarta pada 26 Maret 2014 lalu dan pembentukan Perbupnya pada tahun 2015.

Terbentuknya program ini timbul dari rasa prihatinya Dedi Mulyadi terhadap perilaku pelajar sekarang yang dianggap sudah tidak dalam batas wajar, seperti banyaknya kasus keterlibatan remaja dalam tawuran, penggunaan narkoba, merokok dan bentuk- bentuk kenakalan lainnya.

Subtansinya, secara sederhana setiap pelajaran di Kabupaten Purwakarta akan mendapatkan program belajar yang berbeda dengan kabuapaten/kota lainnya. (Gin

Jabar News | Berita Jawa Barat