KPU Purwakarta gelar Simulasi Pemungutan Suara Segmen Pemilih Pedesaan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purwakarta menggelar simulasi nasional pemungutan dan penghitungan suara untuk segmen pedesaan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di lapangan Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta.

Ketua KPU Purwakarta, Ahmad Ikhsan Faturrahman mengatakan, hari ini tepat 25 hari menjelang hari H, Kabupaten Purwakarta mengadakan simulasi pemungutan dan perhitungan suara di TPS untuk Pemilu serentak 2019, dengan segmen pemilih pedesaan.

Ia menjelaskan, sudah ada kesepakatan dari KPU Provinsi yang membagi tujuh segmen, yakni, perbatasan, perkotaan, industri, pedesaan, dan Kabupaten Purwakarta kebagian segmen pedesaan

“Jadi KPU Jabar dengan tagline akur sauyunan, kebetulan kabupaten Purwakarta segmennya pedesaan. Kita melaksanakan di desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam. Karena Jabar salah satu pemilih terbanyak dengan jumlah pemilih 33juta sekian,” kata pria yang akarab disapa Ikhsan itu, Sabtu (23/3/2019).

Baca Juga:  Wadahi Publikasi Penelitian, LPPM Unisba Kembali Gelar Konferensi Internasional BAIC

Purwakarta dipilih segemen perdesaan karena memang Purwakarta memiliki wilayah yang dari 17 kecamatan, lebih banyak dari pedesaan.

“Diharapkan nanti ada perbedaan, salah satunya dari pemilih, karakternya. Setelah sharing dengan KPU Provinsi, segmen perbatasan ini memulai datang ke TPS jam 10an, tapi kalau segmen pedesaan jam 10 sudah penuh, bahkan sudah antre dari tadi, jadi hampir kewalahan juga, partisipasi dan antusiasmenya sangat luar biasa, walaupun dilihat dari segmen pemilih variatif, ada kakek dan nenek nenek, bahkan di pedesaan ini merekalah yang antusias,” katanya.

Baca Juga:  Kebelet Buang Air Saat Mudik? 32 Mobil Toilet Siap Siaga Disejumlah Titik

Dengan simulasi ini lanjut Ikhsan, pihak KPU optimistis pemungutan dan penghitungan selesai satu hari.

“Tujuannya simulasi ini untuk memastikan penyelenggara di tingkat PPS dan KPPS sesuai dengan perundang-undangan. Kedua, agar masyarakat mengetahui seberapa jauh situasi di TPS dan menggunakan hak pilihnya,” ujarnya.

Dia menambahkan, seluruh simulasi menggunakan peserta yang sama dan TPS yang sama saat Pemilu 17 April nanti. Hanya saja, nama kertas suaranya yang berbeda.

“Kita bedakan di kertas suara saja, untuk presiden kita ganti no urutnya, untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten kita ganti dengan jenis buah-buahan,” jelas Ikhsan.

Baca Juga:  Gara-gara Ini, Mensos Tri Rismaharini Panen Kritik

Hasil simulasi ini digunakan sebagai bahan evaluasi. Kendati hanya simulasi saja, peserta benar-benar serius, ketika di bilik suara mereka banyak yang bertanya kenapa pasangannya 05 dan 06 saja, tapikan ini simulasi.

“Mereka menganggap ini sebuah keseriusan, bahwa seolah-olah mereka sedang mencoblos, itu salah satu indikator antusiasme masyarakat khusunya di Desa Tanjungsari,” ucapnya.

Seorang peserta simulasi, Ira (29) warga Desa Tanjungsari mengatakan, dirinya tidak menghadapi kendala saat melakukan pencoblosan. Namun, dia menilai ukuran kertas suara yang lebar akan menyulitkan bagi orang lanjut usia.

“Untuk nenek mungkin kesusahan saat melipat, selain itu jumlahnya juga banyak,” kata dia. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat