Petani di Cianjur Terpaksa Jual Gabah Murah

JABARNEWS | CIANJUR – Para petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa menjual gabah dengan harga murah.

Hal itu terjadi karena tingginya curah hujan sejak dua bulan terakhir dan sulit untuk menjemur padi sehingga padi dengan kualitas bagus sulit didapat.

“Hampir setiap hari turun hujan sehingga kami kesulitan untuk menjemur gabah. Gabah basah akan berpengaruh pada harga karena kualitas beras yang akan dihasilkan kurang bagus,” kata Kamal (54), petani di Kampung Nangleng, Desa Nagrak, Kabupaten Cianjur, dilansir dari laman Jabar.antaranews.com, Senin (25/3/2019).

Baca Juga:  Berikut Ini Pesan Dedie A Rachim Buat Driver Grab di Kota Bogor

Kamal menjelaskan, dirinya khawatir gabah yang tidak dijemur dan disimpan terlalu lama akan membusuk.

Seratusan petani yang sudah memanen terpaksa menjual gabah dalam keadaan basah ke tengkulak dengan harga lebih rendah.

“Tidak ada pilihan lain selain menjual gabah basah dengan harga yang lebih rendah dengan harga Rp400 ribu per kuintal, biasanya gabah kering bisa dijual sampai Rp600 ribu per kuintal,” katanya.

Baca Juga:  Bagus Bimantoro, Wajah Pendidikan Hingga Emansipasi Di Purwakarta

Akibat harga jual yang rendah, petani di Cianjur mengalami kerugian hingga jutaan rupiah sehingga mereka berharap mendapat bantuan alat pengering dari pemerintah agar tidak lagi merugi.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano mengatakan tahun lalu, Cianjur mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa alat pengering khusus untuk gabah sebanyak dua unit.

Baca Juga:  Banyak Mahasiswa Anak Kos di Dago Bandung Positif Covid-19

Alat pengering tersebut di tempatkan di Kecamatan Bojongpicung dan Kecamatan Agrabita. Alat pengering itu dapat mengeringkan gabah sebanyak 10 ton, namun Cianjur masih memerlukan alat pengering lebih banyak terutama untuk daerah penghasil beras.

“Sampai saat ini Pemkab Cianjur belum dapat menyediakan alat tersebut karena beberapa kendala terutama masalah dana untuk pengadaan alat yang cukup mahal,” katanya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat