Kapolda bersama Pangdam gelar Silaturahmi Lintas Agama

JABARNEW | BANDUNG – Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi menggelar silaturahmi bersama Tokoh Lintas Agama Provinsi Jawa Barat di Aula Muryono Mapolda Jabar, Senin (8/4/2019).

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka mempererat silaturahmi/kemitraan antara Polda Jabar dengan Tokoh Lintas Agama di Provinsi Jawa Barat. Selain mempererat silaturahmi juga untuk memelihara kondusifitas menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 di Wilayah Jawa Barat.

Menurut Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Pancasila dan Bhineka tunggal ika adalah kesepakatan para foundhing father yang harus dijaga dimana Indonesia memiliki banyak suku bangsa.

“Dengan adanya perbedaan dan besarnya negara kita maka akan muncul potensi. Dalam menghadapi perbedaan yang dibesarkan bukan perbedaan, namun persamaannya,” kata Agung.

Baca Juga:  PWI Mengetuk Pintu Langit, M.Nuh: Ikhtiar Spiritual Luar Biasa Melawan Covid-19

Kapolda pun mengingatkan bahwa pasca reformasi tahun 1998 kita menghadapi dilema ingin demokrasi dulu atau sejahtera dulu, dan tokoh dahulu mengedepankan demokrasi dahulu.

“Konsekuensi dari reformasi memang harus kita jalani,” katanya.

Menurutnya, Pemilu yang sekarang ini lebih tertib, jauh berbeda dari pemilu 5 tahun yang lalu. Dengan banyaknya TPS maka Polri memohon bantuan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga TPS.

“Pemilu adalah pesta demokrasi dan pesta bahagia, namun itulah yang terjadi menjelang pemungutan suara muncul serangan-serangan di media sosial dan ujaran-ujaran kebencian,” kata Agung.

Baca Juga:  SIMPUL 03 Purwakarta Door To Door 'Jual' Jokowi - Ma'ruf

Sementara itu, Ketua Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat yang diwakili oleh Kiagus Zaenal Mubarok menambahkan, dalam proses demokrasi ada yang menguntungkan dan merugikan. Pancasila adalah komitmen bersama dan konsesus bersama yang sudah disepakati bersama.

Menurut Kiagus, demokrasi akan muncul suatu benturan baik dari ras suku dan sebagainya, namun menurutnya apabila kita masuk dan sepakat bahwa Pancasila adalah Dasar Negara kita sehingga terjadi kesepakatan dalam konteks sosial meliputi kompetisi dalam demokrasi.

Baca Juga:  Bawaslu Purwakarta Sarankan KPU Pasang Pendingin di Lokasi Sorlip Susu

Salah satu unsur yang paling penting menurut Kiagus adalah agama. Unsur agama akan menjadi sesuatu yang memberikan jalan keluar bagi hal-hal yang sekiranya menjadi kesepakatan kita, namun ketika masuk kedalam identitas maka ini harus dievaluasi bersama.

“Pancasila bukan agama, dan agama juga haus evaluasi terkait isi Pancasila. Kita sepakat bahwa isi dalam Pancasila sudah termasuk dalam nilai-nilai agama,” ujar Kiagus.

Sebagai penutup Kiagus menegaskan, agama jangan dijadikan sebagai sumber konflik, tapi agar menjadi solusi terhadap konflik. (San)

Jabar News | Berita Jawa Barat