Ada Situs Batu Menyerupai Benteng Keraton di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Situs batu yang menyerupai benteng keraton di Kampung Ciputat, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, diperkirakan berusia ratusan tahun yang lalu.

Batu yang tersusun rapi dan memanjang dengan luas sekitar dua hektare itu, terletak di kawasan Perhutani Parang Gombong.

“Tumpukan batu itu diduga benteng kraton kerajaan karena kemiripan batu yang bertumpuk seperti benteng yang melindungi sebuah kerajaan,” kata Pembina Komunitas Pencinta Alam Sukasari (Kompas) Mochamad Aripin, saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Rabu (10/4/2019).

Ia menambahkan, awal ditemukan oleh masyarakat yang membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian, akan tetapi dikagetkan adanya tumpukan batu yang tersusun rapi dan memanjang tanpa direkat menggunakan semen.

Baca Juga:  Wabup Purwakarta, Pastikan Pemilu 2019 Aman dan Kondusif

“Situs batu ini, memiliki tinggi yang berpariasi antara 1 hingga 3 meter. Mungkin dulu tingginya sama, namun termakan usia yang menyebabkan tingginya berpariasi,” jelasnya.

Sekitar tahun 2018 lalu, tambah pria yang akrab disapa Aripin itu menambahkan, situs tersebut awal ditemukan oleh masyarakat. Namun waktu itu hanya ditemukan sekitar beberapa benteng batu dan sempat dibiarkan.

“Sempat lama dibiarkan, akhirnya Kompas, aparatur pemerintahan desa setempat, serta masyarakat menggali kembali lahan yang ada situs batu kembali tersebut. Ternyata benteng cukup panjang dan banyak, akan tetapi ada yang sudah runtuh dan ambles karena tergerus air. Meski sudah dilaporkan ke Pemkab Purwakarta, namun hingga saat ini belum diteliti oleh ahli/Arkeologi,” jelas Aripin.

Baca Juga:  Pertambangan Ombilin Ditetapkan Sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO

Menurutnya, situs batu yang menyerupai benteng keraton itu, merupakan peninggalan dari legenda Sangkuriang. Dan itu berdasarkan dari keterangan leluhur di Desa Kutamanah bahwa sejarah Sangkuriang awalnya di desa tersebut.

“Situs tersebut dinilai memiliki sejarah dan harus dilestarikan, akan tetapi keberadaanya perlu dibuktikan oleh yang berwenang, dan pihaknya saat ini masih menunggu,” ujarnya.

Ia menambahkan, Kompas bekerjasama dan bergotong-royong dengan semua unsur, aparatur pemerintahan Kecamatan, aparatur pemerintahan desa, tokoh pemuda dan masyarakat berupaya membuat akses jalan menuju lokasi situs batu tersebut.

Baca Juga:  Catatan dan Penilaian Baik, Acuan Kenaikan Pangkat

“Kami bersama-sama membuat jalan dan membersihkan lokasi agar para wisatawan lokal maupun dari luar bisa dengan mudah untuk yang ingin melihat situs batu itu, karena jaraknya hanya kurang lebih 150 meter dari jalan utama Kampung Ciputat,” kata Aripin.

Tidak jauh dari situs batu yang menyerupai benteng kraton tersebut, lanjut dia, ditemukan juga batu yang berbentuk meja dan kursi persis seperti diperuntukan untuk nonton sebuah pertunjukan.

“Situs batu yang berbentuk meja dan kursi ini konon katanya alat seserahan yang dibawak Sangkuriang untuk menikahi Dayang Sumbi,” jelasnya. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat