Kemenag Purwakarta: Cegah Karim Lewat Majelis Taklim

JABARNEWS | PURWAKARTA – Banyaknya faham dan aliran sempalan yang dewasa ini muncul ditengah masyarakat tak jarang menimbulkan keresahan. Hal ini yang harus difilterisasi dan diwaspadai oleh masyarakat, terlebih mereka yang tergabung dalam Majelis Taklim. Masyarakat paling tidak harus dibekali pengetahuan tentang ciri dan latar belakang suatu aliran.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purwakarta,H. Tedi Ahmad Junaedi mengatakan, peran Majelis Taklim selain sebagai wadah silaturrahmi, juga diperlukan upaya memaksimalkan peran dan fungsi Majelis Taklim antara lain dengan meningkatkan fungsi konseling, sebagai pusat pengembangan keterampilan dan peningkatan ekonomi serta wadah berkembangnya budaya islam.

Baca Juga:  Begini Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban Pada Idul Adha

“Keberadaan Majelis Taklim diakui merupakan wadah refresentatif dalam membina umat,” kata Tedi saat ditemui disela kegiatannya, Jumat (12/4/2019).

Ia menambahkan, pentingnya mewaspadai berbagai aliran yang bisa merusak pemahaman ummat dan beberapa faham bisa merusak aqidah, salah satu antisipasi ini adalah melalui pengetahuan tentang latar belakang dan ciri-ciri aliran atau faham tersebut.

Baca Juga:  Musim Panen di Dekat BIJB, Petani Mulai Sedih

“Akhir-akhir ini semakin banyak berkembang paham dan gerakan keagamaan transnasional. Gerakan transnasional dipahami sebagai kelompok keagamaan yang memiliki jaringan internasional. Kelompok atau gerakan keagaman tsb datang kesuatu negara dengan membawa paham keagamaan (ideologi) baru dari negeri Timur Tengah, yang dinilai dan dianggap berbeda dengan paham keagamaan lokal yang lebih dulu ada,”ujarnya.

Kepala Kemenag pun meminta masyarakat mewaspadai gerakan Komunitas Royatul Islam (Karim) yang diduga sebagai generasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah resmi dibubarkan.

Baca Juga:  Puluhan Anak dan Pelatih Berikrar Hapus Diskriminasi Melalui Pledge United

“Karim mempunyai tujuan yang mirip dengan eks HTI yakni memperjuangkan Khilafah dan mengganti Pancasila. Kita masih mencari tau dulu, tapi karena dah ada suara dan sasarannya (Kelompok Karim) di sekolah setingkat SMU ya kita bentengi anak-anak kita yang berada di Madrasah Tsanawiah (MTs) dan Madrasah Aliah (MA) dari paham tersebut,” pungkasnya. (Gin)



Jabar News | Berita Jawa Barat