KPM Desa Lawang, Cianjur Kerap Terima Beras Rastra Kualitas Buruk

JABAR NEWS | CIANJUR – Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Hadi Abdul Hanan mengatakan banyak terjadinya jual sawah berujung nasib petani Cianjur dari pemilik menjadi penggarap.

Hal tersebut disinyalir menjadi salah satu penyebab warga Cianjur sulit menikmati beras berkualitas bagus.

Padahal Cianjur terkenal dengan penghasil beras berkualitas. Namun sumber kekayaan tersebut belum sepenuhnya bisa dirasakan oleh masyarakat pribumi. 

Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan, Pertanian dan Holtikultura Kabupatan Cianjur, saat ini ada 189.959 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) beras miskin (Raskin/rastra).

“Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena soal jual beli sawah itu hak pemiliknya,” ucap Hadi kepada jabarnews.com saat ditemui di meja kerjanya, Senin (28/08/2017).

Baca Juga:  Bupati Cellica Minta Camat Data Kebutuhan Sumur di Karawang

Parahnya lagi beras yang diterima warga Cianjur kerap kali bau apek, berwarna kuning dan berkutu. Hadi menilai hal tersebut bisa terjadi karena beras berasal dari luar daerah hasil tumpukan lama di gudang penyimpanan. 

“Wajar, karena beras yang dijual kepada warga bukan langsung dari hasil panen akan tetapi melalui penimbunan cukup lama,” terangnya. 

Disinggung soal subsidi beras Pandan Wangi untuk warga miskin Cianjur, Hadi merasa itu tersebut sulit diwujudkan lantaran harga beras tersebut bisa mencapai Rp. 20 ribu per kilogram. 

Baca Juga:  Warga Miskin Berhak Dapat Bantuan Hukum

“Waduh kemahalan kalau harus mencanangkan subsidi beras Pandan Wangi bagi penerima raskin. Karena harganya bervariatif,” ujarnya. 

Sementara itu, Sekretaris Desa Batu Lawang, Kecamatan Cipanas, Cevi Zakaria sebelumnya membenarkan penerimaan Beras Miskin (Raskin) untuk warganya kadang minim kualitas.

Beras yang diturunkan Bulog berkutu, kuning dan bau apek. Namun pihaknya mengaku berhak mengembalikan kiriman beras dengan kadar kualitas rendah. 

“Jika beras yang turun seperti itu, kita selalu mengirim surat kepada Bulog dan mengembalikannya,” tutur Cevi. 

Baca Juga:  Meriahnya MTQ Di Pekiringan Kota Cirebon

Disisi lain, kualitas beras rendah pun mengundang komentar dari Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) Kecamatan Cipanas, Aat Atika.

Ia menyayangkan kiriman beras Bulog dengan kadar kualitas rendah kerap di terima warga miskin. Aat berharap kepada Pemerintah Desa agar tidak segan mengembalikan beras tersebut kepada pihak Bulog. 

“Saya sih sudah menghimbau pihak desa jangan segan mengembalikan beras Raskin dengan kwalitas buruk. Enak saja masyarakat diberi beras kualitas buruk. Beras itukan tidak gratis, warga tetap beli dengan sedikit subsidi dari pemerintah,” ucapnya. (Wan) 

Jabar News I Berita Jawa Barat