Sosok Kartini Dimata Kartini Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Habis gelap, terbitlah terang. Demikian kata-kata yang selalu beriringan dalam ingatan kita ketika membayangkan sosok Raden Ajeng Kartini.

Hari ini tepat 140 tahun yang lalu, seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia asal Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah lahir ke dunia. Ia adalah Raden Ajeng (R.A) Kartini.

Beliau menjadi titik tolak kehidupan wanita masa kini. Perjuangan R.A Kartini dalam membela hak wanita pada zaman itu, menjadi semangat bagi wanita masa kini untuk membela hak wanita dari waktu ke waktu.

Di Purwakarta sendiri, sama seperti di seluruh daerah di Indonesia, mimpi Kartini untuk melihat kaum wanita bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi sekaligus memiliki pekerjaan yang setara dengan kaum lelaki sudah terwujud.

Seperti Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jatiluhur, Eka Mulyani (46), mengabdikan dirinya sejak tahun 1993 sebagai seorang bidan. Ia melihat bahwa adanya tokoh Kartini merupakan anugerah terbesar bagi wanita Indonesia.

“Tanpa Kartini mungkin wanita Indonesia bisa saja masih tertindas. Tidak bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi, mendapatkan pekerjaan apalagi berada diposisi jabatan yang tinggi,” katanya, Minggu (21/4/2019).

Baca Juga:  Pemkot Bandung Kucurkan Rp500 Juta untuk Pembentukan Kampung Siaga Bencana

Meskipun demikian, Eka memandang wanita saat ini tetap harus sesuai dengan kodratnya.

“Jangan lupakan kodrat, memang tetap saja suami menjadi pemimpin namun yang terpenting saat ini kaum wanita tidak tertindas lagi dan punya kesempatan yang sama untuk maju,” ucapnya.

Kemudian, pengakuan datang dari Polisi Wanita (Polwan) cantik yang sehari-hari bertugas di Kesatuan Lalu Lintas Polres Purwakarta, Bripda Dian Nur Handayani (23).

Bripda Dian secara khusus mengucapkan selamat Hari Kartini kepada seluruh wanita Indonesia terutama wanita Purwakarta.

“Selamat Hari Kartini untuk seluruh wanita indonesia semoga tetap jaya, bisa memberikan yang terbaik dan membanggakan bagi Indonesia,” kata Dian, saat dihubungi melalui selulernya.

Dia menambahkan, saat ini, perjuangan Kartini belum selesai. Ia berharap seluruh wanita Indonesia khususnya Purwakarta untuk maju dan berkembang dibidangnya masing-masing.

Baca Juga:  Ratusan Mahasiswa serta Pelajar Unjuk Rasa di Gedung Sate

“Buatlah hidupmu menjadi berwarna dan buatlah ceritamu seperti R.A Kartini. Selamat Hari Kartini!,” harapnya.

Sementara itu, seorang Guru di SDN 1 Cilingga, Kecamatan Darangdan, Sri Rahayu (33) mengatakan , wanita Purwakarta harus mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan Kartini.

“Semoga perempuan Purwakarta dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan Kartini dimana hal tersebut sangat penting dalam proses kebangkitan kaum perempuan,” ujar perempuan yang aktif sebagai pengawas pemilu di tingkat desa.

Sri menjelaskan, kaum wanita Purwakarta harus bisa menjadi Kartini kontemporer. Perempuan adalah ujung tombak pendidikan anak, yang melahirkan dan membesarkan generasi dari rumah.

“Peran ibu sangat penting sebagai pendidik dalam keluarga, sehingga seorang Ibu perlu tahu bagaimana pendidikan anak usia dini, karena banyak orang tua yang saat ini lebih mengandalkan sekolah untuk urusan belajar anak, dan mereka sendiri sibuk dengan pekerjaan sehari-hari,” imbuhnya.

Menurutnya, menjadi wanita karir tentu bukan hal tabu saat ini, namun wanita tidak boleh melupakan peran pentingnya terhadap anak di keluarga.

Baca Juga:  Google Doodle Menampilkan Roehana Koeddoes, Jurnalis Muslimah Pertama di Minangkabau

“Setiap ibu adalah rumah bagi anak sebelum dilahirkan, dan seorang pengajar yang memberikan nasihat tentang petunjuk hidup. Ketika seorang anak membutuhkan petunjuk dan bimbingan dalam kehidupannya, seorang ibu harus muncul sebagai sosok siap, siaga, dan serba bisa,” kata Sri.

Terakhir, pengakuan datang dari sosok wanita tangguh yang sehari-harinya mengabdikan diri sebagai Kader Pengendalian HIV-AIDS di Purwakarta, Iin Badriah (43).

Menurutnya sebagai wanita tidak ada alasan untuk hanya berpangku tangan menerima kenyataan hidup begitu saja tanpa berusaha demi kehidupan yang lebih baik.

Dirinya juga mengajak wanita yang ada di Kabupaten Purwakarta untuk berperan aktif dalam penanggulangan dan pengendalian kasus HIV-AIDS di Purwakarta.

“Panas matahari dan derasnya guyuran hujan bukan lagi satu halangan untuk saya menjalankan pekerjaan ini. Semua saya lakukan demi untuk masyarakat. Hidup Kartini! Hidup wanita Indonesia!.” ungkapnya. (Gin)



Jabar News | Berita Jawa Barat