Mendes PDTT Berangkatan Kades Untuk Studi Banding

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo memberangkatkan sejumlah Kepala Desa (Kades), mengikuti studi banding ke negara Korea dan China.

Selain para Kades, Mendes PDTT juga memberangkatkan penggiat desa dan pendamping desa.

“Ada 40 peserta yang diberangkatkan. 20 ke negara Korea dan 20 lagi ke negara China,” kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo usai pelepasan di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Jumat (22/3/2019) dilansir dari laman Kemendesa.go.id.

Baca Juga:  Input Galang Dana Peduli Bencana Kabut Asap

Menurut Eko, studi banding ke luar negeri diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan memunculkan inovasi dalam pengelolaan dan pembangunan desa, serta para peserta dapat membangun jaringan, menambah pengetahuan dan membuka pasar antar kepala desa dengan mitra luar negeri.

Menteri Eko menambahkan, diperlukan kepala desa, pengiat desa dan pendamping desa untuk lebih punya wawasan lagi.

Diharapkan setelah kunjungan itu, para peserta bisa menerapkan didesanya masing-masing apa yang apa yang mereka liat di luar negeri,” katanya.

Lebih lanjut, Menteri Eko menjelaskan bahwa untuk tahun ini, Kemendes PDTT telah merencanakan akan mengirim seribu peserta dari kepala desa, penggiat desa dan pendamping desa ke sejumlah negara lainnya untuk studi banding seperti ke negara Jepang, Thailand, Vietnam dan Malaysia.

Baca Juga:  Tak Terima Terkena Tendangan, S Aniaya Bocah

“Salah satu cara yang paling cepat kita belajar adalah kita melihat negara lain yang relatif sudah maju. Kita harapkan kepala desa dan penggiat desa ini punya wawasan yang lebih lagi. Kegiatan ini juga penting untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Jadi tidak hanya infrastruktur yang dibangun, tapi juga manusianya,” katanya.

Baca Juga:  Wabup Bandung: Sembilan PT Bisa Wujudkan Pecepatan Pembangunan

Sementara itu, Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi menyebutkan bahwa para peserta yang mengikuti studi banding ke China akan mempelajari terkait revitalisasi pembangunan desa, kebijakan pengentasan kemiskinan, pertanian modern, perikan air tawar dan diskusi dengan perani lokal di china.

“Sedangkan yang ke negara Korea akan mempelajari terkait pembangunan pemberdayaan masyarakat desa, mengunjungi pusat buah buah kering dan mempelajari pendistribuannya serta mengunjungi pabrik pengolahan ikan dan pasar-pasar perdesaan di Korea,” katanya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat