Ratusan Tenda untuk Iktikaf Padati Majid Habiburrahman

JABARNEWS| BANDUNG – Memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, merupakan momen yang paling dinanti bagi kaum muslimin untuk menjalankan ibadah secara khusyuk dengan berdiam diri atau iktikaf di Masjid.

Di masjid yang terletak di Komplek PT Dirgantara Indonesia Jl Padjadjaran Nomor 154, Bandung, Jawa Barat, ada tradisi yang unik dilakukan warga muslim untuk beriktikaf, salah satunya dengan mendirikan tenda di halaman masjid agar tetap bisa beristirahat dengan nyaman.

Tradisi ini memasuki tahun kelima dimana ratusan tenda dengan berbagai ukuran didirikan warga tidak hanya dari Kota Bandung, namun juga dari Jakarta, Jawa Tengah, dan luar Jawa.

Baca Juga:  Peduli Korban Gempa Lombok, Polrestabes Bandung Galang Dana

Pengurus DKM Habiburrahman, Nugraha, mengatakan pendirian tenda selama itikaf baru ada pada 2011. Pihak DKM selaku panitia hanya memfasilitasi tempat untuk mendirikan tenda.

Tenda-tenda yang kini mengisi setiap sudut pelataran masjid, didirikan oleh jemaah masing-masing.

“Tenda-tenda ini berdiri sejak lima tahun lalu. Sampai sekarang rutin,” katanya kepada Jabarnews, Minggu (26/5) malam.

Setiap jamaah, kata Nugraha, dipersilahkan memberikan infak sebesar Rp150.000. Yang akan dipergunakan untuk biaya keamanan, kebersihan, dan kebutuhan Ramadan seperti takjil.

Baca Juga:  Polda Jabar Raih Penghargaan Dari Menteri PP-AA

Pihak DKM juga telah mempersiapkan sejumlah penceramah kondang untuk mengisi di Masjid Habiburrahman. Misalnya Adi Hidayat, dan lain lain.

Maman (26), asal Subang mengatakan sudah ke empat kalinya melakukan iktikaf bersama ratusan jamaah lainya di Masjid Habiburrahman.

“Sebelumnya saya sendiri tapi sejak saya nikah dua tahun lalu rutin bersama istri dan sekarang bersama anak,” ungkapnya.

Seperti hendak camping di gunung, Maman juga membawa sejumlah peralatan khusus untuk bermukim di masjid kawasan PT Dirgantara Indonesia tersebut.

Baca Juga:  Untuk Lansia Tiga Makanan Ini Cocok Kalian Konsumsi Agar Sehat

“Perlengkapannya ya, bawa tenda, sleepingbag, selimut, alat sholat tentu dan bawa cemilan biar kalau malam lapar engga sulit cari makanan, baru sekali sih ke sini baru sekarang aja, kesannya unik, enak, nyaman aja betah,” lanjutnya.

Maman juga mengatakan tak hanya sekadar nuansa yang didapatkan, namun juga bisa mengenal sesama jemaah dengan lebih dekat bahkan saling berbagi makanan saat waktu berbuka maupun sahur.

“Rencananya sih sampai hari ke-29 ya disini, malam takbiran sudah pulang ke Subang,” tuturnya. (Kis)