Dokter Terawan, Menteri Kesehatan yang Terkenal dengan Terapi Cuci Otak

JABARNEWS | BANDUNG – Sejumlah nama menteri yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk mengisi Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 resmi diumumkan Rabu, 23 Oktober 2019. Salah satu nama menteri yang menarik perhatian adalah dr. Terawan Agus Putranto yang ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan.

Nama dr. Terawan tentu cukup sering ditemukan di berbagai berita kesehatan. Pasalnya, Pria asal Yogyakarta yang lahir pada 5 Agustus 1964 ini dikenal karena menerapkan terapi cuci otak bagi pengidap stroke yang dianggap cukup kontroversial.

Lulusan Fakultas Kedokteran Univesitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menjadi dokter sejak usia 26 tahun. Ia kemudian mengambil pendidikan spesialis Radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Setelahnya, dr. Terawan melanjutkan program doktor di Universitas Hasanuddin pada tahun 2016.

Sejak tahun 1990 dr. Terawan sudah bertugas sebagai dokter tentara. Setelah ditempatkan di berbagai wilayah di Indonesia, dr. Terawan kemudian diangkat sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto pada 2015. Setelahnya, ia juga ditunjuk sebagai dokter kepresidenan dan dilibatkan saat merawat almarhumah Ani Yudhoyono beberapa saat lalu.

Baca Juga:  Meski Selamat Setelah Tersambar Petir, Aldi Kekasih Ajeng Wahyuni Alami Luka di Tangan dan Syok

Terapi Cuci Otak Dokter Terawan

Pada April 2019, nama dr. Terawan menjadi buah bibir masyarakat. Hal ini disebabkan oleh metode cuci otak atau brainwash yang diperkenalkannya. Terapi ini disebut-sebut bisa mengobati stroke. Dr. Terawan bahkan mengklaim telah ada beberapa pasien yang mendapatkan manfaatnya.

“Ada banyak pasien yang mengaku sembuh atau mengalami perbaikan kondisi kesehatan setelah menjalani terapi cuci otak,” ucapnya saat itu, dilansir dari doktersehat, Rabu, (23/10/2019)

Sebagai informasi, terapi ini sudah dilakukan kepada sekitar 40 ribu pasien sejak tahun 2005. Dr. Terawan mengaku terapi ini tidak memberikan efek samping bagi pasiennya.

Terapi ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui bagian pangkal paha. Kateter ini bisa dijadikan alat untuk mengecek penyumbatan pembuluh darah di bagian otak yang bisa memicu stroke. Jika sudah terdeteksi, maka penyumbatan ini bisa segera dibersihkan demi membuat aliran darah menjadi normal.

Baca Juga:  Tedy Rusmawan Minta Pemkot Bandung Hentikan Sementara, Pembelajaran Tatap Muka

Proses pembersihan pembuluh darah ini dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan memasang transcranial LED berupa sejenis balon pada jaringan otak. Cara lain yang dilakukan adalah dengan memakai cairan heparin yang bersifat anti pembekuan darah.

Terapi yang bisa dilakukan di RSPAD ini disebut-sebut berbiaya Rp35 juta – R100 juta. Meski cukup mahal, banyak pasien yang berbondong-bondong ingin menjalaninya demi mendapatkan kesembuhan.

Pernah Dipecat IDI Sampai Akhirnya Jadi Menteri Kesehatan

Sayangnya, klaim terapi cuci otak bisa mengobati stroke ini kemudian ditentang oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Motode yang juga diberi nama digital substraction angogram ini diangap belum teruji secara klinis untuk mengatasi stroke. Padahal, sudah ada peraturan yang menyebut apapun metode atau pengobatan yang dilakukan pada pasien harus benar-benar lolos uji klinis demi memastikan bahwa terapi ini aman untuk digunakan.

“Harus dibuktikan dulu, bisa tidak menggantikan terapi-terapi yang sebelumnya ada,” ucap Ketua PB IDI, Prof. dr. Ilham Oetama Maris, SpOG.

Baca Juga:  PCNU Purwakarta Dukung Liga Santri Kodim 0619

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) memutuskan untuk melakukan pemecatan sementara kepada dr. Terawan terkait dengan hal ini. MKEK menyebut dr. Terawan melanggar sumpah dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 4 dan Pasal 6.

Sanksi pemecatan ini berlangsung sejak 26 Februari 2018. Satu tahun kemudian, tepatnya 25 Februari 2019, sanksi ini selesai. Sejak saat itu, dr. Terawan kembali menjalankan tugasnya dan kini bahkan diangkat sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Jokowi.

Sebagai tambahan, Mayjen dr. Terawan Agus Putranto atau yang akrab disapa dokter Terawan ini merupakan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Saat dipastikan menjabat sebagai Menteri Kesehatan, dr. Terawan mengaku akan segera pensiun dari TNI.

Semoga dengan terpilihnya dokter Terawan sebagai Menteri Kesehatan Idonesia periode 2019-2024 dapat semakin memajukan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. (Red)