Shalat Ied di Markas Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad, di Kawal Meriam Caesar

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tampak pemandangan yang berbeda Sholat Idul Fitri tahun ini di lapang Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad, di Jalan Raya Sadang-Subang, Purwakarta.

Pasalnya, di Markas Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad para jamaah sholat Ied dijaga mobil tempur pengebom jarak jauh, Rabu (5/5/2019).

Untuk area para jamaah yang menampung ratusan jemaah melakukan shalat ied di lapang Yon Armed tampak dijaga oleh kendaraan mobil mesin perang dikedua sisinya, sehingga tampak pemandangan yang tergolong cukup unik.

Di lokasi tempat shalat ied tampak hadir Danyon Armed 9 Pasopati Kostrad Purwakarta, Mayor Arm Andi Achmad Afandi ditengah-tengah jamaah yang berjumlah ribuan tersebut, menegaskan bahwa saat TNI dan Rakyat bersatu maka negri ini menjadi semakin kuat.

Baca Juga:  Waduh! Ratusan Massa Geruduk Kantor KPU Indramayu Hingga Kisruh

Bertindak sebagai Khotib dan Imam dalam sholat ied tersebut, Ustadz Mumu Mubhlisin, yang merupakan pimpinan pondok pesantren Fatahillah di Pasawahan, Kabupaten Purwakarta itu mengingatkan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Antara rakyat dengan TNI, rakyat bersatu dengan TNI negara menjadi kuat.

Dalam khotbahnya, Ustad Mumu berharap Idul Fitri menjadi momentum islah antar elemen bangsa yang sempat bersitegang setelah pemilu 2019 ini. Dia mengajak masyarakat untuk merajut persatuan Indonesia.

“Umat Islam hendaknya menjadikan momentum Idul Fitri untuk bersilaturahim, saling memaafkan, dan memperkuat persaudaraan. Idul Fitri adalah momentum melakukan islah, terutama setelah pemilu yang menimbulkan ketegangan politik. Saatnya merajut kebersamaan untuk kemajuan umat dan bangsa,” imbuhnya

Baca Juga:  Keluarga Berharap Jenazah Eril Bisa Tiba di Indonesia Sabtu, Begini Kata Adik Ridwan Kamil

Selain itu, Ustad Mumu juga menyampaikan pada hakekatnya orang yang beridul fitri adalah orang yang setelah melaksanakan ibadah puasa bertambah taqwanya kepada Allah SWT. Juga bertambah baik akhlaq, tingkah laku, dan kelakuannya sebagaimana yang tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 183.

“Salah satu sasaran ditetapkannya puasa adalah peningkatan ketaqwaan yakni dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Apapun profesi kita, dimanapun kita berada dan bertugas hendaknya mencerminkan orang yang bertaqwa, sebab inilah pertanda diterimanya ibadah puasa seseorang. Dan yang kedua sebagai pertanda diterimanya ibadah puasa seseorang, yaitu bertambahnya akhlak, tingkah laku, dan kelakuannya,” tutur Ustad Mumu.

Menurutnya, jika tingkah laku perbuatan yang santun, ucapan-ucapan yang menyejukkan, tidak menyinggung perasaan lawan bicara ini adalah cermin amalnya yang baik. Sebaliknya tingkah perbuatan menyebalkan, perkataan yang selalu menyakitkan, menyinggung perasaan lawan bicara ini adalah cermin amal yang buruk.

Baca Juga:  Datangi Keluarga Petani Tebu Korban Pembataian di Indramayu, Dedi Mulyadi: Air Mata Saya Menetes

“Padahal puasa ramadan bertujuan membentuk karakter orang yang berpuasa agar berakhlak yang mulia, diantaranya agar orang tersebut menjadi seseorang yang sabar dan bersyukur, mempunyai jiwa sosial atau dermawan, menjadi orang yang ikhlas, serta gemar bersilaturahmi untuk saling meminta dan memberi maaf yang juga menjadi tradisi khas umat Muslim maupun umat agama lain di Indonesia.” Ujar pimpinan pondok pesantren Fatahillah itu. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat