Ini 4 Usulan KADIN-HIPMI Kepada Presiden

JABARNEWS | JAKARTA – Sebanyak 4 point usulan disampaikan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) kepada Presiden Joko Widodo. Keempat usulan tersebut, yakni soal pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI), peningkatan sektor pariwisata, mengenai tekstil dan masalah industrialisasi.

Keempat point usulan itu disampaikan Ketua Umum KADIN Rosan P. Roeslani usai bertemu Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu (12/6).

Pertama, mengenai pengiriman TKI. Remiten dari 3,6 juta TKI di luar negeri kurang lebih ada 11 miliar dollar AS. Hal ini, jauh dibandingkan Filipina yang tenaga kerjanya di luar negeri hampir sama, 3,5 juta orang tapi remitennya sampai 33 miliar dollar AS.

Baca Juga:  Joni Pemanjat Tiang Bendera Jadi ’Tamu Kehormatan’ di Jakarta

“Nah, kenapa itu bisa lebih tinggi, karena masalahnya adalah kemampuan dari berbahasa, dari nursing dan sebagainya. Jadi itu bisa kita dorong untuk program vokasi yang memang sedang didorong oleh bapak Presiden dalam pemerintahan ini. Jadi itu adalah kita bilangnya quickwin karena naik 10 miliar dolar aja kita mengurangi CAD kita yang kurang lebih 30 milar dolar,” kata Rosan.

Kedua, soal pariwisata. KADIN Indonesia mendorong pariwisata yang sudah ada sekarang untuk lebih cepat lagi. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, kunjungan wisata ke Indonesia kurang lebih hampir 15,5 juta orang. Hasil dari kunjungan wisawatan ini, Indonesia dan mendapatkan devisa kurang lebih 17 miliar dollar AS, atau sekitar 1.100 dolar AS per orang.

Baca Juga:  Hilman, Korban Tenggelam di Pantai Cieurih Cianjur Akhirnya Ditemukan

Namun pendapatan devisa Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Thailand. Jumlah wisatawannya itu lebih hampir 38 juta orang, tetapi pendapatan devisanya kurang lebih sampai 62 miliar dolar AS.

“Jadi average spendingnya lebih lama, average tinggalnya juga lebih lama. Itu kenapa, salah satunya karena kebijakan maritim. Itu juga yang kita sampaikan,” papar Rosan.

Ketiga, mengenai tekstil. Di tengah perang dagang yang terjadi saat ini, tekstil Indonesia, mengalami pelonjakan 25-30% tahun ini. Karena itu, Rosan menyampaikan bagaimana pemerintah mampu mendorong kebijakan itu, memanfaatkan kesempatan itu pada saat sekarang.

Baca Juga:  Waspada Jika Kuku Terdapat Tanda Putih, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Keempat, soal industrialisasi. KADIN Indonesia berharap ada pemerataan. Para pengusaha nasional, minta untuk mencoba dorong dari akses perbankannya, akses kesempatannya dan insentif apa saja yang diperlukan. Karena kalau hanya dari 2 tangan saja, kebijakan fiskal dan moneter mungkin bisa bertumbuh tapi hanya seperti sekarang saja, gitu, 5%.

“Mesti ada kebijakan, itu adalah kebijakan reformasi struktural dan sektor. Ini diharapkan bisa memanfaatkan bonus demografi kita yang saat ini akan berakhir kurang lebih tahun 2040,” ujar Rosan.

Keempat usulan tersebut, jelas Rosan, sifatnya mungkin jangka pendek. “Dan ada juga usulan jangka menengah dan jangka panjang,” terangnya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat