Bamsoet: Dorong Anak Muda Peduli Dampak Otomatisasi dan Digitalisasi Perekonomian

JABARNEWS | JAKARTA – Semua elemen generasi muda Indonesia diharapkan mampu memahami dampak otomatisasi dan digitalisasi perekonomian di era Industri 4.0 sekarang ini.

Untuk itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah lebih intensif menyebarluaskan ragam konsekuensi dari perubahan itu agar generasi muda termotivasi dalam mempersiapkan kompetensi mereka. Pasalnya, dampak digitalisasi dan otomatisasi perekonmian dewasa ini telah dirasakan di pasar kerja Indonesia.

“Sebelum diterapkannya sistem pembayaran e-toll, ribuan orang masih bekerja melayani pembayaran tunai di gerbang tol. Ribuan orang itu kini tak terlihat lagi setelah diterapkannya pola pembayaran non-tunai,” kata Bamsoet dalam keterangannya tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (16/6/219) malam.

Baca Juga:  DPRD Karawang Desak Pemkab Serius Tangani Piutang

Sekarang ini, tambah Bamsoet, bepergian ke mana pun dan dengan moda transportasi apa pun, masyarakat tidak lagi perlu mendatangi loket penjualan tiket. Karena pemesanan cukup melalui on-line. Begitu banyak petugas penjual tiket kehilangan pekerjaan mereka.

“Dari kecenderungan itu, penjelasan yang bisa dikedepankan adalah fakta bahwa sudah begitu banyak pekerjaan yang sebelumnya diselesaikan oleh otak dan tangan manusia kini telah hilang atau berkurang karena digitalisasi dan otomatisasi perekonomian,” terang Bamsoet.

Sejumlah institusi, kata Bamsoet, telah melakukan penelitian tentang hilangnya lapangan kerja manusia sebagai konsekuensi dari digitalisasi dan otomatisasi. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) misalnya, memperkirakan sedikitnya 75 juta pekerjaan akan hilang. Kajian lainnya menyebutkan, sekitar 50 juta peluang kerja di Indonesia akan hilang.

Baca Juga:  Sobat KBB: Eksekusi Tanah Adat Mayasih Hilangkan Kedaulatan Masyarakat Sunda Wiwitan atas Tanah Adatnya

Sebagai tantangan, kecenderungan ini harus dipahami generasi muda. Maka, diperlukan inisiatif membangun kesadaran bersama tentang tantangan tersebut. Tentu saja inisiatif ini idealnya diarahkan kepada remaja atau orang-orang muda, baik di sekolah maupun kampus perguruan tinggi.

Bamsoet melihat, sudah pasti bahwa orang muda ingin tahu pekerjaan atau profesi apa saja yang akan kadaluarsa di tahun-tahun mendatang. Juga mengenai pekerjaan atau profesi apa saja yang akan dibutuhkan pasar kerja nantinya, khususnya pada era Industri 4.0 dan seterusnya.

Baca Juga:  Asep Gantikan Karna Jabat Ketua PUI Majalengka

“Informasi awal tentang hal ini sangat bermanfaat bagi kaum muda, agar mereka termotivasi untuk bersiap memilih profesi atau keahlian yang akan ditekuni. Dalam konteks itu, Bappenas bersama Kemenristek Dikti diharapkan terus melakukan kajian. Kemudian, hasil kajian itu hendaknya dipublikasikan ke sekolah dan kampus-kampus secara intensif untuk membangkitkan kesadaran dan memotivasi orang muda,” pungkasnya. (Kis)

Jabar News | Berita Jawa Barat