Etalase Perdagangan dan Jasa Kota Bandung Ada di Kecamatan Regol

JABARNEWS | BANDUNG – Kecamatan Regol merupakan salah satu wilayah etalase pusat perdagangan dan jasa Kota Bandung. Kecamatan ini memiliki area lokasi perniagaan yang sangat besar. Jenis perdagangan yang terdata di wilayah berpenduduk 80.000 jiwa dengan luas 430 hektar ini juga sangat beragam.

“Kecamatan Regol sebagai kecamatan di wilayah pusat Kota Bandung. Di titik nol kilometer dan menjadi pusat etalase di bidang perdagangan dan jasa,” ungkap Sekretaris Kecamatan Regol, Teddy Wirakusumah pada acara Bandung Menjawab di Ruang Media Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (18/6/2019).

Baca Juga:  Ketua MPR: Jangan Sampai Desa Fiktif Ganggu Program Dana Desa

Di Kecamatan Regol saat ini, penduduk tercatat lebih dari 80.000 jiwa. Jika pada siang hari diprediksi mencapai 300.000 jiwa, terdata 2.052 kios atau warung kelontong, 25 restoran, 185 warung makan, 20 swalayan, 528 toko, 3 pasar umum, 141 UKM, 24 koperasi, dan 187 usaha perdagangan lainnya.

Teddy menuturkan, jumlah tersebut belum termasuk dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) ataupun bentuk lainnya yang bersileweran maupun menempel di sejumlah kawasan perdagangan ataupun pusat keramaian. Baik itu berupa penjual asesoris, kerajinan atau bahkan kuliner. “PKL ini tersebar di Jalan Kepatihan, Dewi Sartika, Otista, Mochammad Toha, Alun-alun dan di depan ITC Kebon Kalapa,” ujarnya.

Baca Juga:  Kesembuhan Pasien Covid-19 Meningkat, Warga Karawang Diimbau Lakukan Ini

Teddy tak memungkiri, keberadaan PKL menjadi dilema lantaran melanggar Peraturan Daerah (Perda). Untuk itu, pihaknya terus mencari solusi masalah tersebut. “Di satu sisi PKL menjadi permasalahan keindahan dan ketertiban. Tetapi di sisi lain warga kami menjadikannya sebagai potensi,” jelasnya.

Setidaknya, lanjut Teddy, di Kecamatan Regol ini terdata sebanyak 7 perusahaan angkutan, 25 industri pakaian, 11 industri kerajinan dan 92 industri makanan. “Sehingga warga kami tidak sampai terlalu kesulitan untuk memasarkan produknya. Termasuk ada pusat penjualan motor bekas di Ciateul,” tambahnya.

Baca Juga:  Diikuti 5620 Peserta, Tari Jipeng Berhasil Cetak Rekor Dunia

Sebagai upayanya, Teddy menyatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan para pemilik pusat perbelanjaan agar bisa menampung PKL ataupun penjual lainnya agar tidak berada di pinggir jalan atau bahkan mengambil lahan trotoar.

“Kami memang ingin ada satu komplek khusus untuk menampung PKL. Hari ini memang sedang rapat dengan King Shopping Center dan Kepatihan. Kita meminta agar PKL yang ada bisa masuk ke dalam kompleks King shopping Center,” pungkasnya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat