Orang Tua Siswa di Cianjur Keluhkan Sistem Zonasi dalam PPDB

JABARNEWS | CIANJUR – Orang tua siswa di Kabupaten Cianjur mengeluhkan sistem zonasi yang diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019 di Cianjur, Jawa Barat.

Mereka menilai sistem zonasi merugikan karena sekolah yang didapat tidak sesuai dengan keinginan anak.

Seperti yang diungkapkan Aya Sofia (32) orang tua siswa warga Kelurahan Sayang, Cianjur pada wartawan mengatakan setelah menunggu sejak subuh hingga sore menjelang, anaknya yang melanjutkan ke SMP pilihan belum mendapat kepastian.

Meskipun ungkap dia, jarak dari tempat tinggalnya ke SMPN 4 di Jalan Adi Sucipta, Kelurahan Sayang, kurang dari 1 Kilometer yang seharusnya dapat mewujudkan harapan anaknya Kanaya untuk diterima di sekolah tersebut.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Nilai Dalil 'Pamali' Lebih Efektif Untuk Menjaga Lingkungan

“Tetap saja harus menunggu lama sejak pagi hingga sore, belum ada hasil yang mematikan anak saya di terima di sekolah pilihannya yang dekat dari rumah karena belum ada hasil sampai hari ini,” katanya, Minggu (23/6/2019).

Ia menilai sistem zonasi yang diterapkan dalam PPDB tahun ini, ada baik dan buruknya karena pola yang diberikan tidak langsung membuahkan hasil meskipun cukup meringankan dengan sistem pendaftaran online.

Baca Juga:  Tips Mengatasi Batuk Berdahak Dengan Cara Alami

“Karena tetap saja pas datang ke sekolah yang dituju kami tetap harus menunggu hingga sore. Seharusnya sistem tersebut dievaluasi kembali kalau memang calon siswa menenuhi syarat kenapa tidak langsung di terima,” katanya.

Aya menjelaskan, hingga saat ini dia belum mencari sekolah alternatif untuk anaknya jika tidak dapat diterima di sekolah negeri tersebut.”Belum tahu karena haraoan saya anak sulung saya dapat diterima di sekolah negeri,” katanya.

Hal senada terucap dari Beny Irawan orang tua siswa yang berharap anaknya dapat diterima di SMKN 1 Cianjur, meskipun sistem zonasi yang diterapkan tidak memenuhi syarat dari tempat tinggalnya.

Baca Juga:  Waduh! Lebaran Usai, 2.000 ASN Disdikpora Karawang Mangkir Kerja

“Kalau sistem pendaftaran online menurut saya sebuah kemajuan meskipun pada pelaksanaanya tetap saja harus menunggu giliran dan ketika sesuai atau tidak seharusnya langsung di umumkan,” katanya.

Ia menambahkan, berharap anaknya diterima di sekolah yang diinginkan karena tidak memiliki pilihan lain kecuali SMK swasta yang terdekat dari rumahnya.”Kalau tidak diterima mungkin pilihan lain ke SMK swasta favorit dekat rumah,” katanya. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat