Wanita Pembawa Anjing Ke Dalam Masjid di Bogor Terancam Pasal Penistaan Agama

JABARNEWS | BOGOR – Kapolres Bogor, Jawa Barat, AKBP Andi M Dicky, menyebutkan SM (52), wanita yang membawa anjing ke dalam Mesjid Al Munawaroh, di Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat belum lama ini terancam dijerat pasal penistaan agama.

“Sementara hasil kordinasi kami, kami menerapkan pasal 156 KUHP ancaman diatas lima tahun, tentang penistaan agama. Status SM saat ini masih dilakukan penyelidikan dan kita lakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Nanti kita akan gelar perkara,” ujarnya.

Baca Juga:  Agar Persib Bisa Bermain, Peraturan Wali Kota Bandung Akan Direvisi

Diberitakan sebelumnya, aksi SM (52) sempat viral di media sosial saat membawa seekor anjing ke dalam Mesjid Al Munawaroh Minggu siang dan terlibat pertengkaran dengan sebagian jemaah mesjid itu.

Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, meredam reaksi umat islam atas aksi yang dilakukan SM, wanita yang membawa anjing ke dalam Mesjid Al Munawaroh.

“Kami mengimbau kepada umat jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, dan jangan sampai terprovokasi. Kita tunggu penyelesaian dan hasilnya dari penyelidikan,” ujar Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji, saat hadir dalam konferensi pers, di Kantor Polres Bogor, Senin (1/7/2019).

Baca Juga:  Kunjungi Ulama, Ini Doa Untuk Kapolres Purwakarta

Ia juga harus melakukan pendekatan secara persuasif, terutama kepada umat Islam di Kecamatan Babakan Madang, sehingga semua kemungkinan terburuk bisa dibendung sejak awal.

Mukri Aji berpesan agar masyarakat tidak terpecah-belah atas aksi SM yang sempat menggegerkan jagat media sosial pada Minggu petang itu. Maka ia meminta polisi bisa bekerja secara transparan dalam proses hukum SM.

Baca Juga:  Wah! Puan Maharani Ingin Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Juga Diberikan kepada Masyarakat Umum

“Jangan sampai karena hal tersebut kita terpecah. Hanya saja memang harus diselesaikan secara terbuka dan transparan. Setelah teruji dan semakin teruji, sehingga isu sensitif ini tidak terulang di seluruh Indonesia,” tuturnya. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat