Woww! Peneliti ITB Temukan Inovasi Pemulihan Tanah yang Tercemar Limbah Minyak

JABARNEWS | BANDUNG – Pencemaran minyak di lingkungan sekitar telah menjadi ancaman bagi ekosistem dan manusia. Sebab dalam limbah minyak terdapat hidrokarbon minyak bumi yang bersifat racun, mutagenic (menyebabkan perubahan kromosom dalam yang dapat merubah genetika), dan bahkan karsinogenik (penyebab sel kanker).

Melihat problematika ini, Dr. Ir. Edwan Kardena, Dr. Qomarudin Helmy dan Yodi Ilyas yang merupakan peneliti dari Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB menawarkan teknologi bioremediasi sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Bioremediasi merupakan suatu proses pemulihan (remediasi) lahan yang tercemar limbah organik maupun limbah anorganik dengan memanfaatkan organisme.

Teknologi bioremediasi ini menggunakan mikroba non-patogenik yang dapat diaplikasikan untuk pemulihan lahan yang tercemar limbah minyak bumi. Bioremediasi ini juga dinilai relatif lebih murah, efektif, dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan teknologi remediasi minyak bumi lainnya.

Baca Juga:  Daop 3 Cirebon Antisipasi Lonjakan Pemudik

Dilansir dari laman itb.ac.id, Dr. Ir. Edwan Kardena mengatakan bahwa diperkirakan jumlah limbah minyak bumi sebesar 12 ribu ton/hari. Maka dari itu teknologi bioremediasi ini penting untuk mengatasi masalah tersebut.

Setelah melalui berbagai riset, teknologi bioremedasi ini kemudian dikomersilkan dengan nama PETREA (Petroleum Remediating Agent). Proses pembuatan Petrea hanya memakan waktu sekitar dua bulan. Mulai dari isolat atau bibit yang sudah tersedia sampai siap panen sekitar 2-3 minggu, hingga menjadi produk baik dalam bentuk pasta maupun pelet (granular).

Petrea ini merupakan koloni bakteri pendegradasi senyawa hidrokarbon yang kemudian dijual dan dipasarkan dalam bentuk pasta dan pelet melalui Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan telah digunakan oleh beberapa perusahan migas yang ada di Indonesia.

Baca Juga:  Inilah Profil Amanda Manopo Yang Dirumorkan Putus Dengan Billy Syahputra

“1 kilogram Petrea mampu memulihkan 1 ton lahan yang tercemar minyak. Hal ini tentunya lebih efektif dan murah dibandingkan teknologi remediasi lainnya. Petrea juga dapat digunakan untuk kubangan minyak yang tercipta akibat aktivitas operasional industri lain yang menggunakan minyak bumi atau dalam daerah workshop-workshop yang tercemar dengan oli bekas,” papar Dr. Edwan.

Namun, petrea sendiri memiliki keterbatasan dalam mendegradasi minyak bumi dengan rantai hidrokarbon yang panjang dan kental. Maka dari itu, bersama mahasiswa bimbingannya ia sedang mengambangkan teknologi remediasi lain yaitu biosurfaktan dari kelompok Acinetobacter.

Baca Juga:  Sejumlah Fakta Tentang Taj Mahal

Biosurfaktan ini merupakan senyawa aktif yang terdiri atas gugus hidrofilik dan hidrofobik yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan tegangan antara dua fase yang berbeda serta meningkatkan stabilitas emulsi.

“Dengan menurunkan tegangan permukaan inilah limbah minyak bumi dapat larut dalam biosurfaktan yang kemudian ditambahkan Petrea untuk mendegradasi limbah tersebut,” ujarnya.

Teknologi hybrid ini yang merupakan gabungan antara biosurfaktan dan Petrea memiliki kinerja yang lebih optimal untuk memulihkan lahan yang tercemar minyak, khususnya yang memiliki rantai hidrokarbon panjang. Namun teknologi ini masih dilakukan dalam skala lab dan masih belum dikomersilkan karena masih memerlukan pengembangan. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat