Harga Cengkeh Anjlok, Petani Purwakarta Mengeluh

JABARNEWS | PURWAKARTA – Harga jual komoditi jenis cengkeh, anjlok. Hal tersebut dikeluhkan petani cengkeh di Kabupaten Purwakarta. Kondisi itu membuat banyak petani yang menyimpan hasil produksinya hingga harga naik, bahkan rela menjual sebelum panen.

“Harga cengkeh basah Rp21.000 per kilogram. Yang kering Rp70.000. Kalau kwintalan bisa Rp72.000,” kata Samsudin (32), salah seorang petani cengkeh di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (13/7/2019).

Menurutnya, harga yang ditawarkan tengkulak dinilai lebih rendah dari harga tahun lalu, hingga hampir Rp90.000 per kilogram.

“Harga jual cengkeh bisa lebih tinggi apabila dijual ke perusahaan secara langsung. Namun, perusahaan seperti pabrik rokok biasanya hanya akan membeli dalam jumlah besar,” ucapnya.

Baca Juga:  Shin Tae-yong Waspadai 4 Pemain Singapura, Salahsatunya Song Ui-yong

Sedangkan, tambah dia, rata-rata petani hanya menanam dalam jumlah kecil. Pohon cengkeh tersebut ditanam di kebun campuran atau halaman rumah warga.

“Jumlah produksi berbeda-beda tergantung usia pohonnya. Ada yang baru berbuah usia delapan tahun sekitar lima kilogram cengkeh basah. Kalau yang usia 40 tahun mungkin sampai 50 kilogram,” kata Samsudin

Panen cengkeh sedang terjadi di Kabupaten Purwakarta seperti di Kecamatan Darangdan, Pasawahan, Pondoksalam dan Wanayasa. Bahkan, di Kecamatan Kiarapedes dan sekitarnya memasuki masa panen raya.

Baca Juga:  Tinjau Penyekatan di Perbatasan Jabar-Jateng, Uu Ruzhanul Ulum: Ini Ketegasan Kami

Musim panen cengkeh diperkirakan terjadi hingga akhir September 2019 dari dataran rendah hingga yang lebih tinggi.

Menurut data dari Dinas Pangan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta pada 2018 lalu, terdapat 1.838 hektar perkebunan cengkeh secara keseluruhan. Hasil produksi dari lahan seluas itu mencapai 486 ton per tahun dengan harga jual rata-rata Rp90.000 per kilogram.

Kepala Seksi Hortikultura di dinas tersebut, Tatang Sopian mencatat jumlah petani cengkeh di daerahnya saat ini mencapai 2.378 orang.

“Upaya peningkatan hasil produksi cengkeh belum maksimal karena tidak ada program bantuan khusus dari pemerintah,” ujarnya, belum lama ini.

Baca Juga:  Aksi Dedi Mulyadi Terobos Banjir Bagi-bagi Bantuan

Pemerintah daerahnya selama ini hanya memberikan pelatihan kepada para petani cengkeh untuk memaksimalkan potensi yang ada. Salah satunya, memberikan pemahaman mengenai penyakit jamur akar akibat penanaman di kebun campuran.

“Jamur akar bisa menyebabkan tanaman mati bahkan tumbang. Itu resikonya kebun campuran, jadi jamurnya banyak inang dan beragam. Yang paling terpengaruh itu (pohon) yang tua. Karena itu, para petani diminta membersihkan kebun dari rumput liar secara rutin,” himbaunya. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat