Universitas Majalengka Olah Limbah Tempe Jadi Biogas

JABARNEWS | MAJALENGKA – Limbah tempe yang kerap menimbulkan bau tak sedap, faktanya dapat dimanfaatkan ulang sebagai bahan bakar biogas. Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan Kerja Nyata Mahasiswa (KNM) Universtas Majalengka (UNMA) melakukannya di Desa Sukasari Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka.

Mahasiswa semester VI Fakultas Tehnik Prodi Sipil, Rama Nur Thoriq mengatakan dalam pengabdiannya kepada masyarakat di Desa Sukasari itu, pihaknya memperkenalkan utilitas atau perlengkapan dalam pembuatan biogas dari limbah tempe.

“Karena pada prinsipnya, semua sampah jika difermentasi itu akan menghasilkan gas. Oleh karena itu dalam dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, kami memperkenalkan utilitas pembuatan biogas kepada masyarakat.”ungkapnya, Senin (15/7/2019).

Baca Juga:  Selama Ramadhan, ASN Purwakarta Hanya Kerja 6 Jam, Berikut Jam Kerjanya

Rama Nur Thoriq menjelaskan adapun limbah tempe yang digunakan untuk fermentasi adalah air rendaman kedelai setelah pertama kali direbus. Air tersebut mengandung banyak asam, setelah digunakan untuk merendam kedelai selama satu malam. Biasanya, air yang mengandung asam ini, dibuang begitu saja oleh para perajin tempe ke sungai kecil yang mengalir.

“Biasanya fermentasi air limbah tempe ini bisa sampai dua bulan, hingga menghasilkan gas, yang sekarang kita campur dulu sama kotoran sapi agar fermentasinya cepat, hanya dua minggu,” jelasnya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Full Senyum! Gibran Akui Bandung Jadi Role Model Ekraf Solo

Rama juga menjelaskan bahwa proses fermentasi sendiri dilakukan di sebuah tangki berkapasitas 4.000 meter kubik yang ditanam di bawah tanah. Dari tangki tersebut, ia memasang pipa untuk mengaliri gas methan yang nantinya digunakan untuk masak.

Selain itu, dibuat juga saluran untuk memasukkan limbah ke tangki. Di sisi lain tangki, dibuat saluran air limbah dari tangki fermentasi yang gunanya menampung limbah tempe yang telah mengalami fermentasi.

“Air sisa fermentasi ini bisa dijadikan pupuk organik dan pemanfaatan limbah tempe untuk biogas ini tidak menyisakan limbah, karena bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.” ungkapnya.

Baca Juga:  Pasca Expo HSN 2022, Seluruh Panpel Dikerahkan Bersihkan Alun-alun Cianjur

Salah seorang warga Sukasari, Herman mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi atas pembinaan yang diberikan oleh Mahasiswa yang kini tengah melaksanakan program KNM. Alasanya, kini pemahamannya tentang ilmu pengetahuan semakin meningkat.

“Jika tak ada adik-adik mahasiswa, mungkin saya tak akan tau. Saya baru tau kalau limbah tempe bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu saya mengapresiasi apa yang dilakukan para mahasiswa ini.” tandasnya. (Rik)

Jabar News | Berita Jawa Barat