Pemprov Jabar Gandeng Pearson Benahi Revolusi Industri Untuk SMK

JABARNEWS | BANDUNG – Revolusi industri 4.0 dengan ditandai dengan lebih dominannya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah di berbagai area kehidupan. Tidak terkecuali, lembaga pendidikan saat ini juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, utamanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Barat.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama dengan perusahaan pendidikan multinasional Inggris Pearson yang fokus pada pendidikan kejuruan.

“Jadi, Inggris ini punya sistem pendidikan vokasi yang bisa di-copy di beberapa negara. Mereka menggunakan sistem yang disebut TVET (Technical Vocational Education and Training),” kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dalam siaran pers seusai menggelar pertemuan dengan sejumlah konsultan pendidikan Pearson di London, Inggris, Selasa (23/7/2019) waktu setempat.

Baca Juga:  Waspada Merokok Di Kawasan Tanpa Rokok Bisa Disanksi Kurungan

Menurut Emil, para konsultan pendidikan kejuruan dari Pearson rutin menggelar pertemuan dengan kalangan industri. Pertemuan tersebut, kata dia, membahas soal keahlian terbaru yang dibutuhkan industri.

“Drone saja ada SMK-nya di Inggris. Satu-satunya di dunia yang punya SMK drone di sini,” ucapnya.

Baca Juga:  Morgan Oey Akui Grogi Di Festival Film Bandung

Situasi tersebut, kata Emil, berbeda dengan SMK di Indonesia. Menurutnya, ada banyak jurusan SMK yang tidak memperhatikan kebutuhan industri. “Jangan-jangan kurikulumnya tidak nyambung dengan kebutuhan industri. Ini yang akan kita evaluasi. Kita minta bantuan mereka membuat sistem pendidikan vokasi,” katanya.

Emil juga menyebut, selama lima bulan ke depan, Pearson akan menyusun sistem pendidikan kejuruan yang baik diterapkan di Indonesia. Sehingga, pada 2020, SMK percontohan yang siap menyambut industri 4.0 dapat dibentuk.

Baca Juga:  Kadis Pertanian Serdang Bedagai Dikabarkan Terpapar Covid-19

Saat ini, lanjut Emil, pihaknya melalui Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat tengah mengevaluasi SMK mana saja yang sudah tidak relevan dengan perkembangan teknologi.

Emil menyatakan, setelah formula sistem pendidikan kejuruan dibuat, pihaknya akan mengevaluasi pengetahuan guru. “Guru yang jadul akan kita upgrade juga,” ucapnya.

Sedangkan, perwakilan Pearson mengatakan, sistem pendidikan kejuruan mereka sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti Malaysia, Vietnam, Tiongkok, dan Mexico. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat :