Syaiful Huda Berharap Anggota Dewan dari PKB Bekerja Untuk Umat dan Rakyat

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat, Syaiful Huda meminta kader PKB yang terpilih menjadi anggota DPRD kota/kabupaten dan provinsi, bersungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan umat dan rakyat.

“Kalau jadi anggota dewan hanya ngabsen lalu duduk-duduk saja, saya secara pribadi meminta untuk mundur. Sekali lagi kalau ada anggota DPRD yang hanya mengurus kepentingan diri sendiri saya minta untuk mengundurkan diri dari sekarang, karena masih banyak yang mau berjuang untuk kepentingan umat dan rakyat,” kata Syaiful Huda dalam sambutan pembukaan sekolah Peduli Umat Melayani Rakyat (PUMR), di Hotel Sheraton, Kota Bandung, Senin (29/7/2019) malam.

Syaiful Huda menegaskan, para anggota dewan terpilih termasuk semua kader harus menghormati dan menjadi penerus para kiai, ajengan dan tokoh masyarakat seperti Kai Munasir Ali, KH llyas Ruchiyat, KH Abdurrahman Wahid, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muhith Muzadi yang telah tulus dan ikhlas mendirikan PKB tanpa pamrih. Para tokoh besar itu membangun PKB semata-mata hanya untuk kepentingan umat dan rakyat.

Baca Juga:  Keren, Indonesia Berhasil Pertahankan Gelar Juara Umum ASEAN Para Games 2023

“PKB adalah napas dari perjuangan para ulama, sesungguhnya di pundak kita dititipkan untuk melanjutkan perjuangan para ulama, ajengan dan masyarakat, termasuk didalammya nahdliyin khususnya di Jawa Barat,” ujarnya.

Syaiful Huda mengatakan, sekolah PUMR ini merupakan bagian dari ikhtiar partainya untuk mengingatkan bahwa PKB sebagai partai Islam terbesar di Indonesia bahkan di seluruh dunia, yang dilahirkan dari rahim para kai dan ajengan untuk perjuangan umat dan rakyat.

Ia juga ingin konsep diri dan citra diri kader PKB yang di legislatif di setiap kabupaten/kota dan Provinsi Jawa Barat menjadi kader terbaik untuk lima tahun kedepan, dan soal ini tidak bisa di tawar lagi untuk itu mulai dari sekarang harus bermutasi diri.

“Karena mau tidak mau ibu dan bapak-bapak telah menjadi wakil rakyat, untuk itu jangan main-main dengan mandat rakyat ini. Harus berani dan produktif menjadi pengawas eksekutif di kabupaten serta kota masing-masing dan mampu menjadi pelopor perjuangan untuk kepentingan rakyat sudah keseharian,” katanya.

Menurut Syaiful Huda, profil kader PKB yang menjadi anggota legislatif banyak yang berlatar belakang ajengan, ustaz, dan santri. Maka, butuh perubahan pola pikir untuk menjadi legislator, tetapi dengan tidak meninggalkan mengaji dan mengurus majlis talim.

Baca Juga:  Yoga Yuk, Agar Ladies Tetap Sehat Dan Cantik

“Ketika masuk dewan harus ngerti pemerintahan, fungsi penganggaran. Kuncinya kalau jadi anggota dewan tidak mau belajar berarti sudah mengkhianati nalar publik dan konstituen, menjadi dewan itu harus cerdas,” tegasnya.

Para calon tenaga ahli DPRD pun akan dididik dalam sekolah peduli umat melayani rakyat.

“Agar yang menjadi agenda perjuangan ahlusunah waljamaah masuk dalam perjuangan para anggota DRPD, stop pandangan fraksi yang hanya biasa-biasa saja,” ujarnya.

Syaiful Huda meminta anggota DPRD terpilih untuk membuat perda yang peduli umat melayani rakyat sebagai alat perjuangan masyarakat. Dalam waktu dekat perda pembangunan desa bisa dibuat dan didorong di setiap kabupaten masing-masing.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengamanatkan kepada semua kader untuk memperjuangakan Usaha Kecil Menengah (UKM). Untuk itu para legislator harus membuat perdanya jika dibutuhkan perda untuk UKM.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Keuangan 3 Juni 2022, Pemilik Rasi Bintang Virgo dan Scorpio

“Saatnya PKB menjadi subyek, bukan menjadi objek perjuangan, kita harus menentukan harga perjuangan masa depan bangsa kita,” ujarnya.

Dari 133 calon anggota legislatif terpilih hasil Pemilu 2019, 126 di antaranya mengikuti Sekolah PUMR tersebut. 7 orang sisanya tengah menjalani ibadah haji.

“Kami atas nama panitia mengucapkan mohon maaf atas perubahan tempat, tadinya akan dilaksanakan kegiatan sekolah ini di Sariater (Subang), lalu karena ada letusan semburan di Tangkubanparahu, maka kami panitia mencari lokasi yang berbeda,” ujar Ketua Panitia, Muhammad Dawam.

“Daripada kita melakukan sekolah legislator ini dihantui bencana alam atau Tangkubanparahu yang sedang bergeliat,” kata Dawam.

Dawam menambahkan, dari 133 calon anggota legislatif yang terpilih pada Pemilu 2019 itu, dua di antaranya masih berusia relatif muda, yakni 20 tahunan.

“Sementara yang berusia 30 tahunan sebanyak 30 orang, dan usia 40 tahunan sebanyak 38 orang. 50 tahunan 25 orang, 60 tahunan empat orang, dan 70 tahunan satu orang,” kata Dawam. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat