MUI Sebut Radikalisme Borpotensi Lahirkan Konflik

JABARNEWS | JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa ada dua tantangan yang dihadapi Pancasila ke depan, yakni radikalisme agama dan radikalisme sekuler. Keduanya adalah paham yang mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pancasila dan Ancaman Radikalisme yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Jakarta, Jum’at (2/8/2019).

Baca Juga:  Atalia Praratya Bantah 11 Santri yang Tewas Tenggelam saat Susur Sungai Bukan Karena Kegiatan Pramuka

Dijelaskannya Zainut, radikalisme agama adalah gerakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang berbasiskan agama, contohnya khilafah.

Gerakan ini secara masif melakukan penyebaran fahamnya melalui berbagai media dengan menyasar banyak kalangan.

“Meskipun HTI sebagai ormas yang mengusung faham khilafah sudah dibubarkan oleh pemerintah tetapi ajarannya terus didakwahkan oleh kader-kadernya kepada banyak kalangan terkhusus kepada kelompok-kelompok staregis, misalnya pelajar, mahasiswa, ASN dan kalangan militer,” ujarnya.

Baca Juga:  Terdakwa Kasus Bom Thamrin Dituntut Hukuman Mati

Menurut pandangan MUI, khilafah memang bersumber dari ajaran Islam, namun khilafah bukanlah satu-satunya sistem pemerintahan yang sesuai dengan syariat Islam.

Namun demikian NKRI dengan Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa, yang merupakan hasil ijtihad para ulama dan sudah menjadi kesepakatan para tokoh pendiri bangsa juga tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Baca Juga:  Hindari Terlalu Banyak Mengkonsumsi Ini, Sebabkan Darah Rendah

Upaya tersebut juga dapat berpotensi melahirkan konflik dan ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

Tantangan Pancasila yang kedua, masih menurut Zainut adalah ancaman faham radikalisme sekuler, yaitu faham yang ingin memisahkan Pancasila dari nilai-nilai agama.

Gerakan ini menghendaki agar bangsa Indonesia menjadi bangsa sekuler, liberal dan jauh dari nilai-nilai agama. (Kis)

Jabar News | Berita Jawa Barat