Gempa Banten Belum Puncak

JABARNEWS | BANDUNG – Gempa bumi Banten bermagnitudo 6,9 sebelumnya tercatat bermagnitudo 7,4 belum mencapai puncaknya. Diperkirakan, gempa di wilayah tersebut berpotensi mencapai magnitudo di atas 7,0.

“Kalau melihat hasil hitungan potensi gempa, ini belum puncaknya, karena potensi maksimal dapat mencapai magnitudo 8,7,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (3/8/2019).

“Potensi itu tidak bisa diperkirakan dan kapan saja bisa terjadi,” tambah dia.

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Majalengka Tutup Layanan Tatap Muka, Pegawai Terpapar Covid-19

Daryono menambahkan, perlu menduga di sebuah kawasan subduksi aktif yang tidak pernah terjadi gempa. Sebab, bisa saja kawasan tersebut sedang terjadi proses akumulasi medan tegangan, di mana ada proses penumpukan energi yang terkandung dalam kulit bumi.

Sebelumnya, Daryono menjelaskan bahwa BMKG mencatat ada enam subduksi atau penujaman lempeng di Indonesia. Keenam subduksi itu dapat dirinci kembali menjadi 16 segmen megatrust.

Menurut Daryono, megatrust ini berpotensi untuk memicu gempa besar di atas magnitudo 7.

Baca Juga:  Warga Dua Kecamatan Ini Ingin Jembatan Permanen

“Bisa memicu gempa besar di atas 7 magnitudo. Ini kenyataan kondisi tektonika Indonesia,” kata dia, akhir Juli 2019.

Daryono menyebut, Indonesia memiliki banyak sesar aktif. Dari sekian banyak sesar aktif tersebut, sebagian berada di daratan. Sesar aktif di daratan punya efek goncangan yang destruktif.

Daryono meminta masyarakat Indonesia selalu waspada. Berkaca pada Amerika Serikat dan Jepang, Daryono menyebut pentingnya mitigasi bencana.

Baca Juga:  Kasus Perceraian Tinggi, Ratusan Perempuan di Purwakarta Jadi Janda

“Di Amerika ada (lempeng) San Andreas tapi saat gempa kemarin tidak banyak yang meninggal,” ucap dia.

Menurut Daryono, minimnya korban jiwa saat gempa bumi di Amerika karena budaya mitigasi bencana di sana telah berakar kuat.

“Jepang itu tidak ada yang aman gempa semuanya ada sesar aktif, tetapi pembangunan maju, ekonomi manju karena mereka mampu mengelola risiko (bencana) dengan baik,” ucap dia. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat