BMKG: Gempa Bumi Belum Dapat Diprediksi, Jangan Termakan Isu

JABARNEWS | BANDUNG – Terkait dengan berkembangnya berita yang viral di media sosial bahwa akan terjadi gempa besar berkekuatan M 9,0 pasca terjadinya gempa Banten M 6,9, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono memberikan tanggapannya.

Rahmat mengatakan isu yang berkembang tersebut tidak benar, karena peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.

“Gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut, pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui,” ujar Rahmat melalui siaran persnya, Sabtu (3/8/2019).

Baca Juga:  Debat Paslon Soal Perda Dan Pajak, Memanas

Teori yang berkembang saat ini ujar Rahmat, baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempabumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya.

Baca Juga:  Bupati Purwakarta Respon Warga yang Mengeluhkan Kondisi Jalan Pramuka Rusak Parah

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang namun waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Rahmat.

Dan yang lebih penting dan urgent adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.

Baca Juga:  Sudah Siap Disuntik Vaksin Sinovac? Sebaiknya Simak Beberapa Hal Ini

Siapkan bangunan rumah anda sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat masing-masing.

“Terus berlatih utk evakuasi mandiri, dan terus monitor InfoBMKG baik melalui sosial media, mobile apps, website, ataupun kanal-kanal resmi BMKG,” katanya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat