Makna Lomba Makan Kerupuk 17 Agustus

JABARNEWS | PURWAKARTA – Berbagai perlombaan khas dalam rangka menyemarakkan momen Hari Kemerdekaan selalu diperingati oleh seluruh warga Indonesia dengan meriah dan selalu sukses memancing gelak tawa dan tak heran bila momen ini selalu dinanti kedatangannya.

Di antara banyaknya perlombaan, ada satu yang jadi favorit dan selalu sukses menambah kemeriahan. Yakni lomba makan kerupuk yang dilakukan dengan cara menggantung kerupuk pada seutas tali.

Kerupuk putih bundar yang digantung tali tipis membuatnya sulit untuk dimakan oleh para peserta. Namun hal itulah yang justru menambah keseruan bagi peserta maupun penonton yang menonton perlombaan makan kerupuk tersebut.

Lomba seru itu tak hanya diikuti oleh anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Mereka ikut bersuka cita dengan perlombaan di tempat mereka masing-masing.

Seperti halnya di lingkungan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Purwakarta, menggelar lomba yang mengandung makna tentang perjuangan para pahlawan memeperebutkan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan para penjajah.

Baca Juga:  Facebook, Instagram hingga WhatsApp Lolos dari Blokir Kominfo

“Ternyata lomba makan kerupuk mengandung makna tentang perjuangan rakyat Indonesia saat zaman penjajahan. Lomba makan kerupuk menggambarkan sulitnya pengorbanan para pejuang pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia,” jelas Kepala BKPSDM Kabupaten Purwakarta, H.Asep Supriatna, saat ditemui di ruangan kerjanya, Jumat (16/8/2019).

Sebelum para pejuang berhasil merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, tambah dia, dulu rakyat Indonesia sempat mengalami krisis pangan. Pada waktu itu, kerupuk menjadi salah satu andalan bagi para pejuang maupun warga biasa untuk mengganjal perut saat berjuang mempertahankan Tanah Air.

Dalam lomba makan kerupuk tersebut, para peserta juga diharuskan menghabiskan kerupuk yang digantung seutas tali secepat mungkin, tanpa boleh menggunakan bantuan tangan saat makan.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Aries, Taurus dan Gemini: Luangkan Pula Waktu Untuk Me Time Bareng Pasangan

“Hal itu menunjukkan perjuangan dan sikap tak pernah menyerah untuk menjaga dan mempertahankan Tanah Air di tengah keterbatasan,” jelas pria yang menjabat juga sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Purwakarta itu.

Untuk urusan satu ini, produsen dan penjual kerupuk sudah pasti menjadi penyokong utama untuk menggelar lomba makan kerupuk tersebut.

Menurut salah seorang pedagang kerupuk keliling, Udin Solihin (48) Berbicara seputar perayaan hari kemerdekaan, Udin mengatakan bahwa ada dampak signifikan terhadap penjualan kerupuk yang dirinya jajakan di setiap warung-warung yang ada di Purwakarta.

“Saya melihat perlombaan-perlombaan saat 17 Agustus sudah menjadi tradisi dan lomba kerupuk sangat identik dengan perayaan ini. Karena menurut saya, kerupuk sangat memasyarakat. Siapa saja suka kerupuk,” Jelas Udin saat ditemui usai mengirim kerupuk di wilayah Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta.

Baca Juga:  Yuk Intip Kiat Menjaga Kesehatan Anak di Usia 1-2 tahun

Meski lomba makan kerupuk hampir tidak pernah absen saat 17-an, Udin mengaku pengaruh yang diberikan terhadap penjualan agak sedikit meningkat dari hari biasanya.

“Alhamdulillah menjelang 17-an ada saja sih yang pesen. Tapi, justru penjualan saya meningkat ketika musim haji. Karena banyak orang mengadakan hajatan. Saat itulah, permintaan kerupuk tinggi,” terang Udin.

Bagi Udin, penting untuk tetap bisa menjaga keberlangsungan acara-acara lomba setiap 17 Agustus. Lomba makan kerupuk merupakan wujud nyata untuk tetap menjaga tradisi perlombaan di daerah.

“Menurut saya, perlombaan itu punya banyak manfaat. Misalnya, membangun kerja sama (team building) dan membuat kita saling kenal dengan tetangga yang biasanya jarang keluar. Dan yang pasti ajang seperti ini bisa dimanfaatkan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat