Atasi Pernikahan Dini, FKM UI Gandeng Kader Milenial

JABARNEWS | DEPOK – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang beranggotakan Rita Damayanti, Kartika Anggun DS, Beta Aswarni, Nandita Adelia Putri, dan Awalia Nur Baeti menggandeng kader milenial untuk mengatasi pernikahan dini di Belitung Timur.

Ketua Tim Pengmas Rita Damayanti dalam keterangan tertulisnya di Depok, Senin (19/8/2019) mengatakan, kader milenial ini dilatih selama tiga hari agar mereka memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik terkait kespro sehingga dapat menyebarluaskan informasi ini kepada remaja di wilayah tempat tinggalnya, terutama saat pelaksanaan Posyandu.

Selain melatih kader milenial, lanjutnya, program Pengmas ini juga memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Baca Juga:  Berguru Transparansi Kepada DKM

Dengan adanya pelatihan bagi para petugas kesehatan diharapkan mampu melatih kader remaja lainnya di Posyandu Sijares yang sudah tersebar di 5 wilayah Belitung Timur serta mampu menjadi advokator lintas sektor agar penanganan remaja dapat lebih komprehensif.

Ia juga mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Organisasi profesi Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) mengembangkan Program Pemberdayaan Kader Siap Jaga Remaja Sehat (SIJARES) untuk peningkatan kualitas kesehatan reproduksi para remaja di Belitung Timur dengan menggaet kader remaja Posyandu.

Program ini dilaksanakan di Desa Buding, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, pada pekan ketiga Agustus hingga November 2019.

Baca Juga:  Segel Kantor Desa, Warga Tuntut Kades Pangkalan Mundur

Tim ini melaksanakan program tersebut berangkat dari permasalahan tingginya angka pernikahan dini di Provinsi Bangka Belitung, dimana tercatat menduduki peringkat ke-3 di Indonesia.

“Sebagai upaya investasi masa depan Belitung Timur, Pemerintah setempat telah menggalakkan Gerakan SIJARES atau Siap Jaga Remaja Sehat di tingkat desa namun belum memiliki pesan spesifik yang dapat membuat remaja menunda pernikahannya,” katanya.

Oleh karena itu, dia dan tim menggagas sebuah program untuk mendukung Gerakan SIJARES namun dengan melibatkan anak muda berusia 15-23 tahun sebagai kader kesehatan dan penggerak remaja di wilayah desa mereka masing-masing.

Baca Juga:  Panitera PN Bandung Pastikan Habib Bahar Hadir Pada Sidang Dakwaan Besok

Diharapkan program ini turut menjaga kesehatan remaja tidak hanya remaja di sekolah tapi juga mereka yang putus sekolah sehingga tetap dapat menjadi pelaku pembangunan di Belitung Timur.

Salah satu tahap awal, tim UI dan PPPKMI bersama-sama mengembangkan modul pelatihan kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan dini bagi para kader remaja.

“Modul ini sangat youth friendly karena menggunakan metode games, diskusi, dan role play yang membuat remaja terlibat aktif dalam pelatihan,” ujar Rita. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat