Provinsi Bengkulu Tuan Rumah Gelar TTG ke 21

JABARNEWS | JAKARTA – Provinsi Bengkulu di tahun 2019 ini akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) ke- 21.

Gelar TTG Tingkat Nasional tersebut akan dilaksanakan bulan Oktober 2019 mendatang.

Kementerian Desa melalui Direktorat Jenderal PPMD mematangkan persiapan Gelar TTG ke-21 pada, Minggu (18/8/2019) di Jakarta. Rapat persiapan final Gelar TTG dipimpin oleh Dirjen PPMD, Taufik Madjid yang turut dihadiri pejabat Pemprov Bengkulu.

Dirjen PPMD Taufik Madjid berharap, persiapan teknis dan non teknis sudah finish sebelum hari H pelaksanaan tiba. Persiapan di tingkat nasional maupun di tingkat daerah dikoordinasikan dengan sebaik mungkin.

Baca Juga:  Geger, Warga Serdang Bedagai Temukan Mayat Laki-Laki Tanpa Identitas Dalam Parit Kebun

“Tahun ini merupakan tahun ketiga Kemendesa melaksanakan Gelar TTG Tingkat Nasional. Karena tahun-tahun sebelumnya gelar TTG Nasional diselenggarakan oleh Kemendagri,” kata Taufik di hadapan peserta rapat final persiapan.

Rapat hari ini, lanjut Taufik, bertujuan menginformasikan kepada seluruh peserta yang hadir terkait rencana penyelenggaraan Gelar TTG Nasional ke-21.

Event sekelas Gelar TTG dinilai sangat strategis untuk promosi dan memasyarakatkan jenis-jenis inovasi TTG dari seluruh daerah di Indonesia. Inovasi TTG yang sudah terbukti memberi manfaat, diharapkan dapat membantu pelaku usaha kecil dan mikro (home industry) yang ada di desa-desa.

Baca Juga:  Warga di Perum Salawu Tasikmalaya Geger! Uang di Atas Meja Hilang Dicuri Tuyul

“Silakan manfaatkan hasil Inovasi TTG dalam mengelola sumber daya lokal untuk dapat memberi nilai tambah,” imbau Dirjen PPMD.

Olehnya itu, Taufik menyatakan bahwa kegiatan Gelar TTG di Bengkulu pada Oktober nanti, merupakan upaya mendorong terciptanya produk unggulan perdesaan melalui penerapan TTG dalam pemanfaatan sumber daya lokal desa. Sebab, TTG memiliki pendekatan yang ampuh dalam mendorong terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa.

“Inovasi akar rumput (grassroot inovation) di Indonesia sudah banyak. Hanya saja, belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikembangkan oleh desa. Oleh karena itu, pemerintah dan pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan dan fasilitasi secara berkesinambungan kepada para penemu TTG ini,” ujar Taufik.

Baca Juga:  Gebrakan Bupati Cantik Atasi Masalah Sampah Di Purwakarta

Bentuk pembinaan dan fasilitasi yang sudah dilakukan selama ini, yaitu membentuk kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Perdesaan (Posyantekdes) dan Posyantek Antar Desa. Lembaga ini berfungsi memberi pelayanan teknis, promosi, serta menjembatani masyarakat pengguna TTG dengan sumber TTG.

“Lembaga ini kita dorong mengambil peran besar dalam memasyarakatkan inovasi TTG. Dengan demikian, terjadi perbaikan ekonomi di masyarakat melalui pemanfaatan TTG,” ucap Taufik. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat