Edi Suripno Sebut Disintegrasi Jadi Ancaman Perpecahan Bangsa

JABARNEWS | CIREBON – Politisi PDI-P Perjuangan Kota Cirebon, Edi Suripno mengatakan salah satu dari musuh bangsa saat ini adalah disintegrasi soal terorisme yang berujung merubah deologi dan perpecahan.

“Kedepan kita bukan lagi dihadapkan dengan banyaknya moncong meriam, rudal, pesawat, tank atau serangan tentara asing, tidak. Akan tetapi ada tiga masalah besar kedepan yang menjadi tanggungjawab kita, salah satunya adalah soal disintegrasi terorisme itu, ” kata Edi dalam dialog khusus dengan tema ‘Semangat Kemerdekaan dalam Memperkuat Kebangsaan’ di Kota Cirebon, Selasa (20/8/2019).

Ketua DPRD Kota Cirebon periode 2014-2019 ini menjelaskan, dua masalah besar lainnya yang menjadi ancaman atau musuh bangsa soal korupsi.

Persoalan korupsi kata Edi, ujungnya adalah memiskinkan bangsa dan menjadi budaya yang harus diatasi dan dilawa, kemudian bagaimana tujuan mempercepat proses kesejahteraan

Baca Juga:  Yon Armed 9 Pasopati Kostrad Berangkat Ikuti Latbakjatrat

“Kemudian yang ketiga soal ancaman narkoba, sudah menjadi musuh dan ancaman dunia. Bahkan, sudah masuk RT/ RW yang pada intinya adalah merusak masa depan bangsa, kemudian menurunkan tingkat kesehatan dan kecerdesan sehingga pada ujungnya akan mudah terjajah oleh budaya dan pengaruh yang dapat melemahkan anak bangsa,” ucapnya.

Edi menambahkan, ada dua subtansi dari makna kemerdekaan atas bangsa Indonesia saat ini, yang pertama mengenang, mengingat, dan menghargai para pejuang kusuma bangsa yang sekian lama lebih dari 350 tahun berjuang.

Sebagai generasi muda dan penerus bangsa harus memahami, karena kemerdekaan tidak tiba-tiba ada, tapi berkat para pendiri atau fundingfather para pejuang yang telah mengorban harta bahkan jiwa.

Kemudian yang kedua adalah memaknai era setelah kemerdekaan, dimana dihantar oleh para pendiri bangsa khususnya proklamator sampai pintu gerbang kemerdekaan untuk kemudian mengisi kemerdekaan apapun profesinya, dan melanjutkan era yang dihadapi sekarang, yakni tantangannya adalah harus keluar dari kemiskinan, kebodohan, masalah penggangguran dan percepatan kesejahteraan.

Baca Juga:  Pelanggaran Terorisme, 3 WNI Divonis Bersalah di Pengadilan Singapura

Yang ketiga harus memahami dan mengerti tentang tantangan jaman atau musuh bangsa dan negara.

“Atas hikmah dan subtansi kemerdekaan itu hendaknya dirubah menjadi sebuah motivasi atau semangat merdeka, ” tegasnya.

Lanjutnya, bagaimana membangun komitmen kebangsaan. Dikatakannya, para pendiri bangsa telah membuat komitmen atau konsensus. Kesepatakan bangsa pertama yakni menyepakati landasan ideologi, yang telah melalui galian para pendiri bangsa yang cocok adalah Pancasila. Landasan itu sebagai sebuah pandangan hidup dan cita cita besar bangsa Indonesia.

Komitmen kebangsaan berikutnya adalah landasan konstitusional yakni UUD 1945 sebagai dasar pengelola tata kelola negara.

“Komitmen kebangsaan ketiga adalah NKRI . Sebagaimana kita tahu dikolong dunia ini hanya Indonesia yang lebih dari puluhan ribuan pulau yang menjadi kesatuan dari ujung barat Aceh sampai ujung timur Papua menjadi satu bagian tak terpisahkan, ” tambahya.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Scorpio, Sagitarius dan Capricorn: Rasa Bosan Jangan Sampai Dibiarkan Begitu Saja Dalam Waktu yang Lama

Terakhir adalah komitmen kebangsaan menyatukan dengan nama Bhineka Tunggal Ika.

“Satu satunya negara didunia ini hanya Indonesia dengan beragama suku, bahasa, budaya dan keniscayaan perbedaan itu menjadi satu kesatuan. Jadi tidak boleh menafikan bahwa Indonesia didasarkan perbedaan untuk menyatukan semangat kebangsaan,” tukasnya.

Ditempat yang sama Ketua PWI Cirebon, Noli Alamsyah mengatakan bahwa semangat kebangsaan tidak boleh pudar dengan berbagai ancaman justru harus mampu menghadirkan nuansa sejuk.

“Terumata untuk temen-temen media agar mampu memberikan edukasi atau pendidikan yang mampu menjadi penyemangat kebangsaan,” kata Noli. (Kis)

Jabar News | Berita Jawa Barat