Inilah Beberapa Prestasi Menteri Eko Memimpin Kemendes PDTT

JABARNEWS | BANDUNG – Menjelang akhir periode jabatan Kabinet Kerja I ini, publik ramai–ramai menyoroti kinerja berbagai Kementerian dan Lembaga dibawah kepemimpinan para menterinya masing–masing.

Salah satunya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.

Sebelum Eko menjabat sebagai Mendes PDTT,  performance (kinerja) Kementerian Desa PDTT masuk kategori kurang baik.

Hal itu ditunjukkan dengan adanya penyerapan anggaran Kementerian yang hanya sebesar 69 persen, hasil audit BPK RI yang ketika itu disclaimer dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP), kemudian tata kelola kearsipan berada di ranking ke-32, serta pelayanan publik yang berada di ranking ke-82.

Mendes Eko mengungkapkan, hal tersebut bisa terjadi karena ketika itu banyak birokrat yang tidak kompeten dan korup, merasa sakti karena punya bekingan serta ada beberapa yang suspected (tersangka) narkoba.

Setelah dilantik sebagai Menteri Desa PDTT oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2016, Mendes Eko langsung menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) yang hasilnya dapat dirasakan sampai saat ini di Kemendes PDTT.

Baca Juga:  Tamara Bleszynski Tangisi Belasan Miliar Rupiah Miliknya di Bareskrim Polri, Ada Apa?

“Yang saya bangga, saya berhasil membuat sistem yang berhasil membersihkan penyakit di Kementerian Desa seperti bad performance, korupsi dan penyalahgunaan kewenangan, dan atau suspected narkoba,” kata Mendes Eko, dilansir dari laman desapedia.id, Minggu (25/8/2019).

Eko menambahkan, gebrakan lainnya sebagai Mendes PDTT adalah ketika dirinya mengajak Tim TP4 dari Kejaksaan Agung dan Bibit Samat Rianto yang merupakan mantan pimpinan KPK untuk melakukan bersih-bersih dan pencegahan birokrasi yang korup.

Dari kebijakannya itu, Mendes Eko menciptakan sistem yang berhasil memangkas ratusan orang yang performance–nya buruk, korup, dan atau suspected narkoba. Dirinya juga berhasil menghemat anggaran negara sebesar Rp80 miliar pertahun. Ada 6 eselon I, 12 eselon II dan 300 eselon III yang diantaranya menjadi non job, dilakukan pembinaan dan bahkan ada yang dikeluarkan sebagai PNS.

Baca Juga:  Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Purwakarta Hari Ini 1 September 2022

“Saya tidak menyangka ternyata setelah dikelola oleh birokrasi yang berdedikasi dan bersih, kinerja Kementrerian Desa meningkat,” ungkap kader muda PKB ini.

Dalam catatan selama ini, ada banyak torehan prestasi Kemendes PDTT dibawah kepemimpinan Eko Prasodjo sebagai Mendes PDTT.

Pertama, penyerapan anggaran Kemendes PDTT yang meningkat dari 69 persen menjadi 94 persen.

Kedua, ranking tata kelola arsip Kemendes PDTT yang meningkat dari ranking 32 menjadi ranking 5.

Ketiga, ranking pelayanan publik dan kepatuhan yang dirating oleh Ombudsman Republik Indonesia meningkat dari ranking 82 dengan skor 50 menjadi ranking 3 dengan skor 96.

Keempat, audit BPK meningkat dari disclaimer dan WDP pada tahun 2014 dan 2015, menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2016 sampai 2018.

Baca Juga:  Ngamuk di Pontren Cipasung, Pemuda Ini Diamankan Polisi

Kemudian yang kelima, sejak tahun 2016 Kemendes PDTT mendapat penghargaan dari Menteri Keuangan karena mampu menyajikan laporan keuangan dengan standar terbaik.

Hal ini berdampak pada yang keenam, yaitu tunjangan kinerja pegawai naik dari 47 persen menjadi 70 persen.

Ketujuh, skor Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN-RB dari dibawah 50 menjadi diatas 70.

Kedelapan, penyerapan dana desa naik dari 82 persen menjadi lebih dari 99 persen.

Terakhir atau kesembilan, Kementerian Desa PDTT berhasil mendapatkan 2 rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI), yaitu rekor pembangunan infrastruktur desa dan rekor mendatangkan komitmen investasi di desa sebesar Rp 47 Triliun di tahun 2018.

“Jadi kalau Kementerian/Lembaga mau perform itu sebenarnya tidak sulit. Pastikan tidak korup dan tidak mempunyai vested interest (kepentingan pribadi),” ujarnya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat