700 Perempuan di Kota Bandung Menari Tarian Ketuk Tilu

JABARNEWS | BANDUNG – Sekitar 700 perempuan dari berbagai kalangan usia ikut menari tarian Ketuk Tilu di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu(1/9/2019). Selain menari, para peserta terlihat menggunakan pakaian tradisional Jawa Barat lengkap dengan selendangnya.

Pendiri Rumpun Indonesia, Marintan Sirait menuturkan, kegiatan ini bertujuan menggalang kembali rasa cinta terhadap budaya Indonesia, salah satunya melalui tarian ini. Selama ini para perempuan khususnya anak muda masih minim ilmu tentang tari-tarian tradisional, mereka lebih banyak menari tarian dari luar seperti Korea.

“Ini yang kita coba untuk memelihara rasa cinta budaya dan menanamkan kembali kecintaan itu kepada generasi muda,” ujar Marintan, dilansir dari laman idntimes.com, Minggu (1/9/2019).

Ketuk Tilu dipilih ujar Marintan karena tarian ini sebenarnya salah satu tarian tradisional yang paling tua di Jawa Barat. Bahkan tarian ini disebut-sebut sebagai cikal bakal dari Tarian Jaipong.

Baca Juga:  Hadiri Sekolah Demokrasi HMI, Uu Ruzhanul Ulum Sampaikan Pesan Ini

Dengan mengangkat tarian ini ke masyarakat, diharap lebih banyak penari yang mau kembali mementaskan Ketuk Tilu. Masyarakat pun kemudian bisa tahu bahwa terdapat tarian ini yang merupakan kebudayaan lama.

“Kami mencoba kembali mengangkat tarian ini agar tidak terlupakan masyarakat di Bandung maupun Jawa Barat,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Indonesia.id Eva Simanjuntak mengatakan, kegiatan ini akan dijadikan agenda nasional yang di mana tarian dilakukan di berbagai daerah. Saat ini kegiatan menari sudah dijalankan di Jakarta dan Bandung. Ke depan ada beberapa kota seperti Medan, Makassar, Ambon, Aceh, dan Papua.

“Kita juga akan buat di luar negeri seperti di Kota Auckland, dan Washington DC,” papar Eva.

Tarian yang dilakukan di setiap daerah pun berbeda-beda tergantung dengan kebudayaan masing-masing. Kegiatan ini pun menjadi rangkaian untuk nantinya akan ada tarian serentak di seluruh daerah menyambut peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.

Baca Juga:  Tukang Bubur Cabut Laporan, Ini Perkembangan Kasus Penipuan Mantan Kapolsek Mundu Cirebon

“Kita akan menerbangkan merpati dan seluruh simbol-simbol keagamaan seperti lonceng gereja, vihara, semua akan berbunyi bersamaan,” ungkap Eva.

Eva mengatakan, dalam 74 tahun Indonesia tantangan terbesar adalah intoleransi yang masih kuat. Ketegangan antarmasyarakat beragama akibat politik identitas masih ada dan menjadi sekat dalam membangun kerukunan dan persatuan.

Melalui kegiatan ini, Indonesia.id ingin menyampaikan bahwa Indonesia merupakan bangsa dengan keberagamaan dari berbagai kebudayaan, suku, agama, maupun status sosial. Harapannya sekat yang ada pada masyarakat bisa dihancurkan dan Indonesia menjadi negara rukun.

“Gerakan melestarikan budaya asli ini untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu keragaman identitas bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Meilani, salah satu warga yang ikut menari Ketuk Tilu, berterimakasih dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya kegiatan ini sangat positif karena kembali membangun kecintaan terhadap budaya tari tradisional yang selama ini makin dilupakan generasi muda.

Baca Juga:  Wabup Ciamis Temui Massa Unjuk Rasa

Terlebih di era modern anak muda semakin mudah mendapatkan asupan informasi sehingga kebudayaan daerah perlahan tenggelam. Padahal kebudayaan seperti tari-tarian adalah identitas bangsa yang harus dipertahankan keberadaannya.

“Makanya saya ajak anak karena dia kan agen perubahan,” kata Meilani.

Isti, anak Meilani, mengatakan kegiatan ini baik karena memberikan pengalaman dan pengetahuan kepadanya mengenai kebudayaan tarian tradisional. Selama ini Isti lebih banyak mengkonsumsi kebudayaan dari luar Indonesia.

“Sekarang ini banyak yang terkontaminasi. Saya terketuk dengan adanya kegiatan ini jadi mau ga mau kita harus mempertahankan budaya yang sudah luntur,” kata Isti.

Melalui kegiatan ini Istri yakin semakin banyak anak muda yang bisa menjadi masyarakat Indonesia penuh santun dan mampu menjaga keutuhan bangsa. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat