Hore.. Selain LRT, Pemkot Bogor Berencana Bangun Trem Dengan 8 Stasiun

JABARNEWS | BOGOR – Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus disibukkan dalam proses pengkajian pengembangan program moda transportasinya. Pasalnya, selain proyek Lintas Rel Terpadu (LRT), Pemkot Bogor juga akan menyediakan trem yang disebut akan menjadi penunjang LRT di Kota Hujan.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim tengah membuat konsep moda transportasi berbasis rel lainnya, yaitu trem sebagai angkutan feeder dari LRT. Rencananya akan ada delapan stasiun trem yang dibangun untuk proyek ini dan dipandang akan membuat biaya lebih terjangkau untuk warga Kota Bogor mencapai stasiun LRT nantinya.

Dedie Rachim, Kamis, mengatakan bahwa berdasarkan kajian sementara, akan ada delapan stasiun trem mengelilingi pusat kota. Menurutnya, moda transportasi ini akan menghubungkan Terminal Baranangsiang, Stasiun akhir LRT, Stasiun Paledang, hingga Stasiun Bogor.

Baca Juga:  Lawan Corona, Ini yang Dilakukan Mahasiswa UPI Kampus Purwakarta

“Rencananya ada delapan stasiun, Lawang Suryakencana, Mall BTM, Jalan Paledang, Alun-alun Bogor, Jalan Pengadilan, Lapangan Sempur, Mall Lippo Keboen Raya, dan Mall Botani Square,” beber mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada ANTARA di Bogor.

Menurutnya, sebelum mengerucut ke moda transportasi berupa trem, Pemerintah Kota Bogor sempat mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar rute LRT bisa mengelilingi Kebun Raya Bogor sebelum berakhir di stasiun Baranangsiang. Hanya saja, opsi tersebut dimentahkan dengan alasan memerlukan biaya yang relatif mahal.

Baca Juga:  Tiga Jenis Tanaman Jade Yang Cocok Untuk Dekorasi Interior Rumah

“Kemudian ada pilihan kedua yaitu transportasi berupa monorel. Tapi, itu pun masih terlalu mahal, kemudian trem pilihan yang paling ideal,” kata Dedie Rachim.

Ia berharap, ketika Bogor memiliki beberapa jenis moda transportasi berbasis rel, akan memecah kepadatan di pusat kota. Pasalnya, kini mobilitas masyarakat dari Bogor ke Jakarta terpusat di Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor.

Berdasarkan penelitiannya bahkan dari rata-rata 280 ribu penumpang KRL per hari, sebanyak 200 ribu penumpang bergerak dari arah Bogor menuju Jakarta. Sedangkan arah sebaliknya hanya 80 ribu penumpang.

Baca Juga:  PermenPAN-RB Nomor 61 Tahun 2018 Terbit, Honorer Makin Terpuruk

“Kita harapkan dengan sistem transportasi berbasis rel berbahan bakar listrik ini juga akan mengurangi pencemaran udara di pusat kota,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, BPTJ bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, resmi menetapkan wilayah Baranangsiang Kota Bogor sebagai stasiun akhir LRT.

Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menyebutkan, pemilihan lokasi di area yang kini difungsikan sebagai terminal bus itu karena tempat tersebut akan dijadikan Transit Oriented Development (TOD) oleh Pemkot Bogor.

“Seyogyanya LRT ujungnya harusnya ada di Baranangsiang. Jadi kalo bicara TOD jangan diartikan hanya developer seperti biasa, justru pola transitnya yang paling penting,” kata Bambang. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat