AHY: Jangan Sampai Ibukota Seperti Dinosaurus, Besar Lalu Punah

JABARNEWS | BANDUNG – Pemindahan Ibu Kota negara menimbulkan bermacam spekulasi dari berbagai pihak mulai dari pakar, sampai politisi. Hal tersebut juga dikaitkan dengan issu perpecahan kedaulatan NKRI.

Menanggapi pemindahan ibu kota negara, Politisi Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa Indonesia adalah milik semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, sebagai warga negara yang baik harus memiliki semangat untuk merawat kebhinekaan untuk merajut persatuan.

“Kita tahu perbedaan tidak akan pernah tuntas untuk kita bicarakan karena manusia satu sama lain pasti berbeda tetapi jelas kita punya kesamaan kesamaan visi kesamaan kepentingan yaitu Indonesia untuk Indonesia yang pokok Indonesia semakin maju dan sejahtera di masa depan,” ujar pria yang sering disebut AHY di Kampus Universitas Pasundan, Kota Bandung, Sabtu (7/9/2019)

Baca Juga:  Bupati Garut Digugat Warganya Ke PTUN Gara-gara ini

Ia menegaskan bahwa jangan sampai suku, agama, dan ras menjadi salah satu alat terpecahnya kedaulatan NKRI karena terprovokasi oleh sentimen-sentimen yang memecah belah.

“Kita juga ingin negara kita juga semakin harmonis jangan sampai permasalahan-permasalahan di tengah-tengah kita diperbesar oleh sentimen yang semakin memperkeruh yang justru semakin memecah belah di antara kita saya serukan itu dengan tegas bahwa Indonesia milik kita semuanya kita harus menjaganya dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.

Anak mantan presiden ke 6 ini, menyebut bahwa wacana pemindahan ibu kota negara ini sudah bergulir dari zaman pemerintahan presiden pertama.

“Sudah sepatutnya kita mengikuti karena namanya ibukota milik kita semuanya ibukota negara tentunya kita punya kepedulian pemindahan ibukota sebetulnya sudah terjadi sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno dan terus bergulir walaupun tentunya dengan berbagai kajian dan studi analisa,” sebutnya.

Baca Juga:  Waduh! 70 Sampai 90 Persen Warga Indonesia Terpapar Covid-19 Dengan Status OTG

AHY menekankan kepada pemerintah untuk mengkaji secara mendalam tentang wacana pemindahan ibu kota negara. Selain itu, pemerintah harus menerima pandangan-pandangan dari berbagai elemen masyarakat.

“Saya yakin pemerintah juga akan terus melakukan kajian-kajian yang mendalam sehingga apapun yang diputuskan itu benar-benar terlama akomodasi berbagai pandangan masukan dari berbagai elemen termasuk dari komunitas akademisi dan juga ekonom dan lain sebagainya,” tuturnya.

Saat ini, lanjut AHY semua tergantung pada kemampuan negara dan ekonomi negara. Karena pemindahan ibu kota sama dengan menghadirkan sebuah ekosistem yang baru.

Ia juga memaparkan bahwa aspek pemilihan infrastruktur juga harus menjadi pertimbangan untuk menciptakan sebuah tatanan ekosistem yang baik.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Usul Distribusi Vaksin ke Kabupaten Kota Dikelola Provinsi

“Pemerintah maupun yang lainnya untuk terus menghadirkan masukan-masukan yang terbaik sehingga rancang bangunnya jangan gitu benar-benar dan pada akhirnya bisa dieksekusi dengan sebaik-baiknya tanpa menghadirkan permasalahan sosial yang tidak dibutuhkan,” papar AHY.

Dalam menciptakan sebuah kehidupan baru, AHY menyampaikan bahawa generasi milenial harus menjadi generasi yang adaptif harus responsif terhadap tuntutan perkembangan zaman. Bahkan dirinya memyebut bahwa jangan sampai pemendahan ibu kota ini malah menjadi kemuduran Indonesia sebagai negara berkembang.

“Tetapi jangan sampai kita kemudian tidak memiliki semangat yang kompetitif dan positif yang kompetitif responsif ada aktif kreatif inovatif. Karena tanpa itu semua kita mati seperti dinosaurus yang besar kemudian punah secara perlahan,” tandasnya. (RNU)