Hal ini ditegaskan akademisi Universitas Majalengka, H. Diding Bajuri, saat diminta pendapatnya di sela-sela mengikuti rakor di salah satu gedung wilayah Majalengka, Jumat (13/9/2019). Ia menilai, pihaknya tidak dalam posisi menolak ataupun setuju.
Baca Juga:
Bisa Hilangkan Strees, Ini Manfaat Memelihara Hewan
Bisa Menjadi Penghalang Masuk Neraka, Ini Keutamaan Sholat Subuh
"Dalam hal ini, karena saya warga Majalengka, dan terlibat dalam pengusulan nama BIJB, saya tidak menolak ataupun setuju. Karena sebelum muncul wacana ini, kita bersama tokoh lain Majalengka bersama-sama mengusulkan nama Abdul Halim," ungkapnya.
Diding menilai, akan tetapi, jika ditanya lebih setuju mana soal penamaan bandara Kertajati ini, pihaknya cenderung memilih nama Bandara Abdul Halim. Alasannya, dilihat dari sisi sejarah dan status maupun silsilah serta landasan formal, nama Abdul Halim juga pahlawan nasional, hanya saja Abdul Halim ini lahir dan besar di Majalengka.
"Memang dulu, waktu ada diskusi tentang ini ada dua nama, yakni Abdul Halim dan Bagus Rangin. Tapi cenderung banyak atau mayoritas memilih bandara Abdul Halim," ungkapnya.
Halaman selanjutnya 1 2