Empat Korban Human Trafficking Asal Purwakarta Berhasil Dipulangkan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dibantu jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar PSI), empat orang warga Kabupaten Purwakarta yang menjadi korban pedagangan orang akhirnya berhasil dipulangkan.

Diketahui dari ke empat orang tersebut diantaranya, D dan Y warga Kecamatan Purwakarta serta M dan E warga Kecamatan Jatiluhur sebelumnya telah menjadi korban nikah paksa di Hainan dan Anhui, China. Ke empat warga Purwakarta itu bersama belasan wanita lainnya, korban dijebak iming-iming uang dan pekerjaan.

Baca Juga:  Bekasi Favorit Investasi

Ketua DPD PSI Kabupaten Purwakarta, Agus Sanusi mengatakan, proses pemulangan memakan waktu yang agak lama, mencapai satu tahun dan menyulitkan, karena para korban ini seluruhnya telah dinikahkan dengan para pembeli. Akibatnya proses hukum pun menjadi gamang. Hal ini karena secara hukum yang berlaku mereka adalah istri sah dari para pembeli.

“Saya bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu kepulangan para korban terutama kepada presiden Jokowi, kementerian luar negeri dan pihak pihak terkait khususnya Habib Muannas selaku kuasa hukum dan jangkar solidaritas yang mengawal kasus ini sampai selesai,” kata Agus, saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Kamis (12/9/2019).

Baca Juga:  Tak Terurus, Gedung UPPKH Dinsos Cianjur Terbengkalai

Agus menambahkan, kasus ini prosesnya sendiri cukup panjang berlangsung hampir 1 tahun. Namun atas kerja keras berbagai pihak akhirnya para korban bisa pulang.

Belasan perempuan itu, kata Agus, diduga dibeli melalui perantara mafia. Bahkan korban dihargai dengan harga yang sangat fantastis, mencapai Rp 400 juta perorang. Dalam kasus tersebut, warga Purwakarta sendiri berjumlah sembilan orang dan sisanya luar purwakarta seperti Bandung dan Jakarta.

Baca Juga:  Menag: Kalau Sayang Saudara Di Kampungan Jangan Mudik

“Kedepannya saya berharap tidak ada lagi WNI khususnya masyarakat Purwakarta yang jadi korban. Pemerintah dalam hal ini harus melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah kejadian serupa. Apalagi mengingat cukup banyak masyarakat Purwakarta yang bekerja di luar negeri,” pungkasnya. (Gin)