Bambang Soesatyo dan Airlangga Siap Rebut Pucuk Pimpinan Golkar

JABARNEWS | JAKARTA – Musyawarah Nasional (Munas) tahunan Partai Golkar rencananya akan digelar Desember 2019 mendatang. Pucuk pimpinan partai berlambang beringin itu pun akan kembali diganti.

Tokoh yang menjadi jagoan saat ini adalah petahana Airlangga Hartarto dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. 

Bambang Soesatyo kepada wartawan mengaku tidak akan mundur untuk bertarung melawan Airlangga.

Menurut Bambang, pihaknya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar periode 2019-2024 bukan keinginan pribadinya, melainkan dirinya mau menjaga amanah yang telah dititipkan para pengurus dan Ormas yang ada di Partai Golkar serta kader Partai Golkar dari berbagai daerah.

“Tugas manusia bukan hanya semata mengejar jabatan, melainkan berjuang untuk perubahan yang lebih baik. Kawan-kawan pengurus dan kader Partai Golkar dari berbagai daerah, maupun ormas pendiri serta sayap Partai Golkar telah menitipkan amanah perjuangan untuk bergerak bersama menjadikan Partai Golkar lebih kuat dan lebih hebat lagi. Ini penting bagi kemajuan Partai Golkar sendiri,” ujar Bambang kepada wartawan Senin (16/9/2019). 

Baca Juga:  BI: Utang Luar Negeri Indonesia 404,9 Miliar Dolar AS

Bambang menegaskan, sebagai kader Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum Soksi sudah tertanam dalam dirinya falsafah ‘Maju Terus Pantang Mundur. Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang’. Sehingga tidak ada kata mundur dalam kamus perjalanan hidupnya. 

“Lebih baik hancur lebur di medan pertempuran, dari pada pulang (mundur) tapi hidup terhina,” tegasnya.

Namun demikian, walaupun persaingan dipastikan akan sengit, Bambang menyampaikan lebih jauh, minggu lalu dirinya telah bertemu empat mata dengan Airlangga Hartarto yang juga akan maju dalam kontestasi Ketua Umum Partai Golkar 2014-2019. 

Baca Juga:  Satgas Citarum Sektor 19 Bersama Warga Bersihkan Tanggul Citarum

Pertemuan tersebut memastikan keduanya tetap menjaga soliditas Partai Golkar, menghindari perpecahan, serta menghindari penggunaan cara-cara yang tak sejalan dengan jati diri Partai Golkar sebagai partai karya-kekaryaan.

“Sebagai kader dan pengurus DPP Partai Golkar yang masih aktif, saya juga sudah minta izin untuk maju dalam kontestasi Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024 kepada Pak Airlangga Hartarto yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum. Beliau mengizinkan. Jadi antara saya dengan Pak Airlangga tidak ada masalah pribadi apapun. Kita sepakat bersaing secara sehat agar Partai Golkar menjadi kuat,” tuturnya.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, pasca penyelenggaraan Musyawarah Nasional, Partai Golkar tidak akan terpecah menjadi dualisme kepemimpinan maupun melahirkan partai politik baru. Kontestasi Ketua Umum 2019-2024 justru harus dijadikan momentum menjadikan Partai Golkar bergeliat lebih hebat lagi.

Baca Juga:  Polisi Vs Polisi, Saling Tembak di Rumah Pejabat Polri Jakarta

Siapapun yang menang harus merangkul yang kalah untuk berkolaborasi. Sudah cukup bagi Partai Golkar menjadi bidan untuk kelahiran partai politik baru. Sebagai partai politik tertua di Indonesia, kini waktunya Partai Golkar membuktikan diri kepada partai politik lainnya bahwa kontestasi tidak akan berujung pada perpecahan.

“Karena jika melihat kondisi partai politik saat ini, praktis hanya di Partai Golkar yang masih terdapat kontestasi untuk menduduki kursi Ketua Umum, sementara partai politik lainnya lebih mengandalkan aklamasi. Ini menunjukan betapa demokratisasi di tubuh Partai Golkar masih sangat terjaga dengan baik,” pungkasnya. (Odo)