Pilih Jenis Bahan Kain Ini yang Ramah Lingkungan

JABARNEWS | BANDUNG – Berawal dari tampilan yang menarik, saat mengunjungi toko pakaian kerap kali seseorang terkecoh dengan display yang menarik, satu-satunya hal yang kita pedulikan biasanya adalah harganya. Namun, hal tersebut harus bisa menjadi sebuah penyadaran bagi setiap individu, bahwa harga dari pilihannya tersebut akan menjadi berkali lipat lebih mahal jika sudah mencemari lingkungan.

Tahukah kalian bahwa kain dari beberapa jenis pakian setiap dicuci melepaskan ribuan mikrofiber yang akan mencemari lingkungan? Tepat, adanya kontra diksi zat pada saat mencuci, kemudian pada saat proses itu pun terjadi pelepasan warna textile yang ada pada kain.

Selain itu, produk-produk saat ini kebanyakan hanya didesain untuk bisa tahan selama beberapa bulan dan bukan dalam kurun waktu tahun. Diperkirakan setidaknya setiap tahun ada 200.000 ton sampah dari baju yang tidak lagi terpakai di tiap kota.

Baca Juga:  Anne Ratna Mustika Kesal, Hari Pertama Kerja di 2021, Meja ASN Masih Kosong

Walaupun beberapa perusahaan baju terkenal telah memiliki inisiatif untuk mengumpulkan baju untuk didaur ulang, hanya saja persentasenya kecil, untuk menjadi baju yang kualitasnya baik setelah didaur ulang. Selain itu, dampak mikrofiber yang lepas dari kain saat dicuci juga baru bisa hilang terdekomposisi dalam waktu ratusan tahun.

Lalu bagaimana kriteria kain yang ramah lingkungan? Pilihlah jenis kain yang dalam produksinya menekan penggunaan bahan kimia serta dapat terdegradasi dengan baik juga mampu diurai secara alami oleh mikroorganisme (Biodegradable).

Patut diperhatikan juga, jangan sampai salah paham dengan katun non-organik yang merupakan bio based. Meskipun bahannya dari alam, katun non-organik bukan merupakan biodegradable, jenis kain tersebut telah dicampur dengan bahan kimia untuk memperkuat strukturnya.

Maka dari itu, pilihlah sifat kain menurut jenisnya yang dapat terdegradasi dengan baik (Biodegradable) menurut jenis dan bahannya seperti berikut:

Baca Juga:  RSHS Bandung Prediksi Akan Ada Lonjakan Covid-19 Pasca Libur Nataru

Katun organik

katun yang tidak menggunakan pestisida dalam proses penanamannya. Katun organik bisa terdegradasi dalam waktu 5 bulan, mirip dengan sampah dari apel yang bisa terdegradasi dalam waktu 3 bulan.

Sutra

Sutra berasal dari serat natural yang dihasilkan oleh ulat sutra yang membungkus dirinya dalam kepompong. Sutra adalah salah satu serat terkuat di alam. Butuh waktu sekitar 4 tahun agar kain sutra bisa terdegradasi dengan sempurna.

Linen

Bahan yang satu ini bisa dibilang sangat tahan lama (hingga 20 tahun). Paling mudah terdegradasi menjadi komponen yang tidak merusak tanah jika tidak diberikan pewarna. Namun, karena effort yang aman besar untuk memintal benang dari linen, harganya menjadi mahal dan dianggap sebagai salah satu kain yang mewah. Menariknya, linen ternyata sudah digunakan sejak zaman Mesir kuno untuk menjadi pembungkus mumi.

Baca Juga:  H.Carkim Kembali Pimpin FKCC Cirebon

Hemp

Bisa dibilang secara fisik mirip dengan linen, jenis bahan ini juga didapatkan dari spesies tanaman Cannabis Sativa yang merupakan kerabat dekat dari tanaman ganja. Sama halnya dengan linen karena ukuran porinya yang unik, hemp juga melindungi kulit dari sinar matahari dan juga jamur. Hemp tumbuh dengan baik tanpa fertilizer dan pestisida. Hemp juga hanya membutuhkan air yang sangat sedikit untuk dapat tumbuh.

Jute

Dikenal juga dengan nama goni. Berasal dari tanaman yang bernama Corchorus genus. Sama seperti hemp, jute mudah sekali untuk tumbuh dan tergolong murah. Kita mungkin membayangkan jute akan benar-benar kasar seperti goni. Namun, jute biasanya dicampur dengan bahan lain untuk mendapatkan tekstur yang halus dan kuat. (Red)