Diduga Pencemaran PT MSS, Warga Purwakarta Manfaatkan Air Keruh

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kondisi memprihatinkan warga Kampung Cikakak RT 12/06 Desa Batutumpang, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta, harus menggunakan mata air yang sudah tercemar. Selain itu, warga Kampung Cikakak menjadi salah satu desa yang terdampak kekeringan paling parah di wilayah Kabupaten Purwakarta.

Namun, setelah tim dari Satgas Citarum Harum Sektor 13 bersama Pjs Kepala Desa Batutumpang berikut jajaran melakukan pengecekan di Kampung Cikakak penyebab tercemarnya mata air yang kerap digunakan warga pun terungkap.

Baca Juga:  Ruhimat Lantik dr. Maxi Jadi Kepala Dinas Kesehatan Subang

Setelah pengecekan yang dilakukan pada Kamis (19/9/2019) kemarin, dugaan pun mengarah salah satu tambang batu yang berada tak jauh dari desa tersebut.

“Airnya sangat keruh dan bau lumpur namun karena musim kemarau warga pun terpaksa gunakan air ini,” ujar, H. Cecep Sobandi, Pjs Kepala Desa Batutumpang, saat dihubungi melalui selulernya, Jumat (20/9/2019)

Atas kondisi yang dialami warganya, lanjut dia, pihak pemerintah desa bersama Satgas Citarum harum bakal berkordinasi dengan pihak terkait untuk membahas rusaknya sumber mata air itu.

Baca Juga:  Aksi Penembakan Istri Anggota TNI Terekam CCTV

Terpisah, Komandan Satgas Citarum Harum Sektor 13 Kolonel Inf. Nazwardi Irham mengaku sudah dua kali melakukan pengecekan kondisi sungai yang tercemar dan melakukan sidak ke perusahaan tambang batu PT. Mandiri Sejahtera Sentra (MSS).

“Saya kan sudah bilang, saking kotornya maaf-maaf yah jangankan manusia kerbau pun tak layak mandi disitu,” ujar Nazwardi.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Bakal Sibukkan Generasi Milenial dengan Kegiatan Positif Selama Ramadhan, Ternyata...

Untuk mencegah kerusakan makin parah, pihaknya pun belum lama ini sudah mengumpulkan para pengusaha tambang batu di wilayah itu berikut pengembang proyek kereta cepat untuk bertanggung jawab atas imbas kerusakan aktivitas mereka.

“Jika mereka tetap seperti itu, kita tidak akan memberikan toleransi sebab, kerusakan yang di timbulkan bukan hanya merusak lingkungan alam saja. Namun juga merugikan masyarakat,” pungkasnya. (Gin)