Diduga Terjangkit Difteri, Balita Asal Plered Dirawat Intensif RSUD Bayu Asih

JABARNEWS | PURWAKARTA – Diduga suspect atau yang dicurigai terkena penyakit difteri. Balita berusia lima bulan di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta (RSBA).

Namun hingga saat ini, belum ada alat bukti pasien terkena difteri dan setatusnya masih suspect dan penanganan medis telah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan maupun RSUD Bayu Asih Purwakarta tempat pasien dirawat.

Petugas surveilans Puskesmas Plered, Aan Suandana mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium dari Bandung. Jika hasil itu sudah keluar maka dapat disimpulkan jika pasien negatif atau positif difteri.

Baca Juga:  Berikut 54 Desa dan Kelurahan Di Jabar Kritis Covid-19

“Kita masih menunggu hasil kulturnya, saat ini belum bisa ditentukan,” ungkap Aan, Kamis (26/9/2019).

Aan menyebut jika tanda-tanda yang dialami pasien menunjukan bahwa itu difteri, bahkan sistem penanganannya juga tak jauh berbeda terhadap pasien difteri.

Kalau pun begitu, Aan menegaskan tidak akan berasumsi jika hasil kultur belum keluar.

“Penanganannya sama seperti pasien difteri, tapi sekali lagi saya tidak mau menyimpulkannya begitu saja sebelum hasilnya keluar, kita tunggu saja,” ujar dia.

Baca Juga:  Istri Tertimbun Longsor Jembatan Di Purwakarta, Ini Kata Sang Suami

Selain itu, Aan juga tengah menelusuri dari mana penyakit itu berasal mengingat penyakit mematikan itu merupakan penyakit menular. Berdasarkan keterangan pihak keluarga pasien, lanjut Aan, belum pernah dibawa ke luar kota, kemungkinan ada seseorang di lingkungan pasien pernah ada suspect difteri.

“Itu yang sedang kami telusuri, beberapa kemungkinan bisa menjadi pemicu, tapi jika melihat data di Kecamatan Plered tidak ada kantong difteri karena 90 persen masyarakat di kita pernah diimunisasi,” ucapnya

Baca Juga:  Google Gelontorkan Hibah Rp11,7 Miliar Berantas Hoaks di Indonesia

Meski begitu, sebagai antisipasi pihak Puskesmas Plered akan melakukan penyuluhan ke masyarakat, kemudian memutus mata rantai dengan cara memberikan obat melalui imunisasi.

“Karena sejauh ini cara pencegahan difteri dalam kurun waktu tertentu adalah melalui imunisasi. Pasien yang diduga kuat mengidap difteri tadi belum pernah diimunisasi karena kondisinya sering kali panas,” paparnya. (Gin)