Bocah Penderita Obesitas Asal Karawang Meninggal Dunia

JABARNEWS | KARAWANG – Dalam beberapa tahun terakhir kasus obesitas atau kelebihan berat badan mencuat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Terdapat empat kasus dan dua di antaranya dapat ditangani sedangkan lainnya berakhir tragis, penderitanya meninggal dunia.

Satia Putra (7) anak pasangan Sarli (48) dan Komariah (40) warga Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilanaya Kulon, Karawang akhirnya meninggal dunia setelah mengalami sesak nafas, Satbu malam (28/9/2019). Satia meninggal dengan bobot terakhir mencapai 110 kilogram.

“Jenazah Satia baru saja dikebumikan di TPU Cilempung siang tadi. Sepertinya, jantungnya diselimuti lemak, sehingga Satia mengalami sesak nafas,” kata Camat Cilamaya Kulon, Basuki Rachmat. Minggu (29/9/2019). Dilansir Pikiran Rakyat.

Baca Juga:  Para Seniman Subang Geruduk Rumah Bupati, Bahas Terkait Ini

Menurutnya, Satia meninggal sekira pukul 21.00 WIB sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Sebelumnya, Satia mengeluh sakit dada dan sesak nafas.

“Sebelum meninggal anak saya lebih manja dan tidak mau jauh dari orang tua. Terakhir dia minta dibelikan mainan, katanya ini permintannya adalah permintaan terakhir,” kata Sarli.

Sarli juga membenarkan anaknya mengeluhkan sakit dada dan sesak nafas. Sarli mengaku akan membawa anaknya ke rumah sakit dengan menggunakan becak motor (cator) pinjaman dari tetangganya.

Baca Juga:  Ternyata Ini Alasanya Kenapa Kalian Mesti Ganti Baju dan Celana Saat Masuk Rumah

“Baru juga saya bersihkan cator, tapi anak saya sudah keburu meninggal dunia,” katanya.

Disebutkan juga, obesitas atau kegemukan yang berlebihan dialami Satia diketahui setelah dilakukan observasi di RSUD Karawang. Terakhir ditimbang bobot Satia mencapai 110 kilogram. Sebelumnya berat badannya sempat turun 97 kilogram ketika diberi obat penurun nafsu makan oleh pihak Rumah Sakit.

“Nafsu makannya tetap tinggi meski sempat diobati di rumah sakit, kemudian beratan badannya naik lagi hingga 110 kilogram,” kata Sarli.

Perlu diketahui Satia, sempat menjalani perawatan di rumah sakit RSUD Karawang. Namun ketika tim dokter menyarankan agar dilakukan operasi pemotong usus, orang tuanya tidak setuju.

Baca Juga:  BNPB Catat 34 Orang Meninggal Akibat Gempa Bumi di Sulbar

Ibunya mengaku tidak tega anaknya dibedah Dia berpendapat anaknya dalam kondisi sehat, sehingga tidak perlu dioperasi. Akhirnya pihak rumah sakit memulangkan Satia setelah diketahui tidak ada gangguan dalam organ lain, kecuali obesitas.

Ibu kandung bocah obesitas, Komariah mengatakan sejak lahir bocah Satia sudah berbobot di atas normal bayi lahir. Dia memiliki bobot 5 kilogram, menyamai anak umur 2-3 bulan. Namun, sejak usia 5 tahun bobot badannya terus bertambah. Dia makan dalam sehari bisa mencapai 5-7 kali. (Red)