Gunung Kelud, Tanah Sakti Dikelilingi Misteri

JABARNEWS | BANDUNG – Gunung Kelud berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Ketinggiannya mencapai 1731 mdpl, termasuk jenis gunung berapi paling aktif di Indonesia.

Tercatat sejak 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali. Diketahui Gunung Kelud meletus terakhir kali pada 13 Februari 2014.

Kedahsyatan Gunung Kelud tidak hanya pada daya letusnya tetapi juga legenda-legenda misterius yang beredar di sekitar tanah keramat tersebut. Mari simak kisah dari penduduk setempat tentang mitos Gunung Kelud yang dilestarikan turun- temurun berikut ini.

Buaya Putih Penunggu Kawah



Di kawasan sekitar Gunung Kelud beredar kisah misterius tentang kemunculan dua ekor buaya putih penunggu kawah. Menurut penduduk setempat, kedua buaya tersebut sesekali menampakkan diri.

Berdasarkan mitos yang beredar, pada zaman dahulu dua buaya putih tersebut adalah dua bidadari yang sedang mandi di kawah. Keduanya dikutuk menjadi buaya putih karena Dewa murka setelah mengetahui mereka melakukan perbuatan hina yakni berhubungan intim sesama jenis.

Kemurkaan Lembu Suro

Legenda kisah cinta Dewi Kilisuci tampaknya sudah tidak asing bagi masyarakat sekitar Gunung Kelud. Ia adalah gadis cantik putri dari Jenggolo Manik. Kecantikannya ini bahkan berhasil menarik hati dua raja yang bukan dari golongan manusia biasa, yakni Lembu Suro dan Mahesa Suro.

Baca Juga:  Kapolresta Bandung Akui Anggotanya Aniaya 2 Jurnalis Saat Peringatan Hari Buruh

Lembu Suro adalah makhluk mitologi bertubuh manusia tapi berkepala hantu. Sementara Mahesa Suro adalah makhluk bertubuh manusia tapi berkepala kerbau. Dewi Kilisuci dikisahkan enggan menerima lamaran keduanya. Ia kemudian membuat sayembara untuk membuat sumur di puncak Gunung Kelud. Air sumur tersebut masing- masing harus memiliki rasa manis dan asin.

Setelah sumur tersebut selesai dibangun, Dewi Kilisuci meminta Lembu Suro dan Mahesa Suro masuk ke dalam sumur untuk membuktikan rasa air sumur sesuai dengan permohonan Kilisuci atau tidak. Saat Lembu Suro dan Mahesa Suro masuk ke dalam sumur, prajurit Jenggolo segera menimbun keduanya dengan tanah dan batu. Lembu Suro sempat meminta tolong tetapi tidak dihiraukan. Lembu Suro marah hingga mengucap sumpah serapah.

Setelah itu Dewi Kilisuci mengasingkan diri. Berkat kesaktiannya, Dewi Kilisuci diyakini telah menjaga tanah sekitar Gunung kelud dari bencana yang diakibatkan kutukan Lembu Suro.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum: Ada Perbedaan Besar yang Dituntut dari Pemuda Zaman Dulu dan Sekarang

Kelumpuhan Jawa disebabkan kedahsyatan letusan Gunung Kelud

Gunung Kelud adalah gunung berapi dengan karakteristik letusan eksplosif. Saat meletus, Gunung Kelud dapat menghasilkan aliran lahar dalam jumlah yang sangat besar dan berbahaya.

Pada tahun 2007 bahkan letusan gunung memunculkan kubah lava yang kian membesar dan menyumbat permukaan kawah. Sumbatan tersebut membuat danau kawah nyaris sirna dan hanya menyisakan genangan kecil.

Sementara pada tahun 2014, letusan Gunung Kelud berada pada level VI dengan status Awas (level berbahaya tertinggi). Letusan ini menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dengan suara ledakan yang dilaporkan terdengar hingga Surabaya, Solo, dan Yogyakarta.

Tujuh Bandara di beberapa kota seperti Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, malang, Semarang, Cilacap, hingga Bandung bahkan sampai ditutup saat Gunung Kelud meletus.

Kerusakan tampak signifikan bagi industri pertanian dan peternakan. Begitu juga dengan kegagalan distribusi perusahan Unilever Indonesia ke wilayah terdampak bencana dengan nilai kerugian lebih dari 17 milliar.

Baca Juga:  Urutan Negara Paling Berpolusi Di Dunia, Indonesia Ada Di Nomor 9

Kelahiran Negarawan yang Sakti dan Mumpuni

Terlepas dari kebetulan atau tidak, beberapa negarawan yang memiliki andil cukup signifikan ini lahir tidak lama setelah meletusnya Gunung Kelud. Pertama adalah Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang keempat.

Ia lahir bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud pada 1334 M. Kedua adalah Ir Soekarno. Beliau lahir pada 6 Juni 1901, dua minggu setelah Gunung Kelud meletus pada 22-23 Mei 1901.

Tanah keramat lokasi penguburan Keris Mpu Gandring



Keris sakti Mpu Gandring dibuat dari bongkahan logam meteorit yang terkenal telah berhasil membunuh para prajurit sakti; Keboijo, Ken Arok, hingga Anusapati. Hayam Wuruk diyakini telah berhasil melenyapkan aura jahat keris tersebut dari Raja Singosari dengan menanamnya jauh di kedalaman kawah Kelud.

Bagi kamu pemburu folklore dan legenda rakyat sepertinya wajib berwisata ke Gunung Kelud dan PDKT sama penduduk aslinya, nih. Selain bisa menyaksikan kesuburan tanahnya, terlepas dari sisi kebenaran ceritanya kamu juga bisa belajar mengenai nilai- nilai murni kehidupan dari sudut pandang yang berbeda. (Red)

Dilansir dari berbagai sumber.