Satgas Sektor 4: Drone Bantu Intai Pencemaran Sungai Citarum

JABARNEWS | BANDUNG – Sungai Citarum menjadi momok menyeramkan bagi masyarakat di Jawa Barat, ini dikarenakan air yang mengalir di sungai Citarum telah tercemari oleh limbah yang beracun dan berbahaya (B3). Salah satu sumber pencemaran yang paling signifikan bagi Citarum adalah limbah industri. Dengan 2.700 industri sedang dan besar yang membuang limbahnya ke badan sungai, dengan rincian sekitar 53% tidak terkelola dilansir Kompas.com.

Dengan memanfaatkan tekhnologi yakni menggunakan drone Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Kabupaten Bandung bisa memantau lingkungan di daerah aliran Sungai Citarum. Hal ini untuk menjaga ekologi Sungai Citarum itu, untuk memonitor dan mendokumentasikan perkembangan anak sungai dan titik kumpul sampah di wilayah Majalaya. Termasuk pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair pabrik tekstil.

Komandan Sektor 4 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Kustomo Tiyoso melalui Komandan Kompi (Danki) Sektor 4 Letda Arh. Dwi Iswantoro mengatakan, aktifitas memonitor dan mendokumentasi suatu objek di daerah aliran Sungai Citarum itu sudah berjalan kurang lebih satu bulan kebelakang hingga saat ini.

Baca Juga:  Dewan Pers Akan Anugrahi Medali Emas Ketua Satgas Covid Doni Monardo Di Puncak HPN 2021

“Penggunaan drone itu sebagai alat monitor kondisi anak sungai dan Sungai Citarum, termasuk titik-titik kumpul sampah. Memanfaatkan drone ini sudah mulai digunakan satu bulan lalu oleh anggota Satgas Sektor 4 Citarum Harum,” kata Dwi kepada wartawan di Majalaya, Senin (30/9/2019).

Menurut Dwi, penggunaan drone merupakan langkah efektif dalam melaksanakan tugas pemantauan kondisi lingkungan.

“Kita memanfaatkan teknologi ini sebagai alat dokumentasi foto dan video di lokasi-lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh anggota Satgas Sektor 4. Penggunaan teknologi sebagai alat bantu itu agar dapat dengan detail menginformasikan apapun melalui gambar,” jelas Dwi.

Dwi mengatakan, melalui penggunaan kamera drone, dapat dengan mudah melakukan perekaman atau pengambilan gambar dari beberapa sudut-sudut yang unik, sehingga dapat menjangkau penglihatan mata meskipun dari atas udara.

Baca Juga:  Jembatan Penghubung Cirebon-Kuningan Ambruk, Ini Langkah Dinas PUPR

“Penggunaan drone yang bisa disebut pesawat tanpa awak ini juga oleh anggota Satgas Sektor 4 sebagai sarana untuk mengintai dan patroli susur sungai apakah masih terdapat sampah atau bahkan dapat memonitor bila pihak industri tekstil saat membuang limbah cair pada outlet yang ada di anak sungai maupun di Sungai Citarum,” papar Dwi.

Di tempat sama, Komandan Sektor 4 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso mengungkapkan, pesawat tanpa awak atau drone di kalangan militer sudah tidak asing lagi pemanfaatannya. Drone ini berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau terprogram yang dapat digunakan di bidang fotografi dan videografi secara bebas dan terbuka.

“Namun dengan teknologi drone yang terus berkembang yang memanfaatkan mesin tersebut bagi kalangan sipil juga merasakan fungsinya. Terutama efisiensi dan jangkauannya yang tidak dapat dilakukan bila secara konvensional,” kata Kustomo.

Drone dimanfaatkan oleh anggota Satgas Sektor 4, imbuh Kustomo, untuk mengawasi aliran anak sungai dan Sungai Citarum dari industri yang membuang limbah cairnya tidak dikelola melalui outletnya.

Baca Juga:  iBekasikab Resmi Diluncurkan Demi Tingkatkan Minat Baca

“Kita melihat masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai atau disaluran irigasi yang perlu ditertibkan dengan pengawasan dari jarak jauh,” ungkapnya.

Kustomo menuturkan, Satgas Sektor 4 akan terus mengupayakan pengawasan dan mendokumentasikan secara berkesinambungan dengan cara apapun, baik patroli susur sungai di malam hari, maupun dengan menggunakan drone di waktu tertentu.

“Dengan harapan Majalaya kembali bersih dari sampah dan Sungai Citarum kembali bersih tidak tercemar limbah cair yang tidak dikelola,” katanya.

Seperti diketahui, Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat yaitu sekitar 269 km yang mengaliri area irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Sungai Citarum mengalir dari hulunya di Gunung Wayang selatan kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di Muara Gembong, kabupaten Bekasi. (Red)